Jimat Abu Dujanah

1 menit baca
Jimat Abu Dujanah
Jimat Abu Dujanah

Pertanyaan

Saya pernah membaca buku “Hiwar ma`a al-Jin (Dialog dengan Jin)” karya Usamah Al-Karm. Saya ingin mengetahui kebenaran apa yang dimuat pada halaman 899, tentang “Risalah yang Menyiksa Jin”.

Kisah risalah tersebut sebagai berikut: Sahabat besar Abu Dujanah berkata, “Aku pernah mengadu kepada Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam. Aku katakan, “Wahai Rasulullah di saat aku tidur di pembaringan, tiba-tiba aku mendengar di dalam rumahku suara derit seperti derit penggiling, suara dengung seperti dengungan lebah, dan suara kilat seperti kilatan petir.

Lalu aku tengadahkan kepalaku dengan gemetar dan takut, dan ternyata aku berada di bawah bayangan hitam yang menjulang tinggi dan besar di pelataran rumahku. Aku menghampirinya. Aku sentuh kulitnya. Terasa kulitnya seperti kulit landak. Dia melontarkan ke wajahku laksana percikan api. Aku sangka dia membakar diriku dan rumahku.”

Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda, “Jin penghuni rumah yang jahat wahai Abu Dujanah. Demi Tuhan Kakbah, bagaimana orang sepertimu hendak disakiti wahai Abu Dujanah?” Lalu beliau bersabda, “Ambilkan aku perangkat tinta dan secarik kertas.” Kedua barang tersebut dihadirkan, lalu Ali bin Abi Thalib menerimanya.

Rasulullah bersabda, “Tulis wahai Abul Hasan.” Ali bertanya, “Apa yang aku tulis?” Beliau bersabda, “Tulislah, dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Ini surat dari Muhammad Utusan Tuhan Semesta Alam kepada siapa yang melewati pintu, dari bangsa jin penghuni atau pendatang. Amabakdu: “Sesungguhnya kami dan kamu sama-sama mempunyai hak yang ada batasnya.

Jika kamu seorang yang mabuk kasmaran, atau pendosa yang menerobos masuk, atau pengklaim hak dengan cara batil, maka ini adalah Kitabullah yang berbicara kepada kami dan kamu dengan kebenaran. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kalian kerjakan, dan sesungguhnya malaikat Kami menuliskan apa yang kalian sembunyikan.

Jangan ganggu pemegang surat saya ini, dan pergilah kalian ke para penyembah patung, dan kepada orang yang beranggapan bahwa ada Tuhan selain Allah. Tiada Tuhan melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya lah kalian dikembalikan. Kalian terkalahkan.

Ha Mim, kalian tidak bakal menang. Ha Mim, `Ain Sin Qaf, musuh-musuh Allah tercerai-berai. Hujah Allah telah sampai. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah. Cukuplah Allah sebagai pelindungmu dari mereka, dan Dia itu Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Abu Dujanah berkata, “Lalu surat itu kulipat dan kubawa ke rumah.

Kuletakkan di bawah kepala, dan aku tidur malam. Aku tidak terbangun kecuali karena aku mendengar suara teriakan orang yang meraung-raung mengatakan, “Wahai Abu Dujanah, kata-kata surat itu telah membakar kami. Demi sahabatmu, jika kamu menyingkirkan surat ini dari kami, kami tidak akan kembali lagi ke rumahmu.”

Dan yang lain mengatakan, “Kami tidak akan menganggumu lagi dan tidak akan tinggal di dekatmu, dan tidak pula di tempat di mana surat ini berada.” Abu Dujanah berkata, “Aku katakan, tidak, demi sahabatku Rasulullah Shallalahu `Alaihi wa Sallam, aku tidak akan menyingkirkannya hingga aku melaporkan kepada Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam.”

Abu Dujanah berkata, “Malamku terasa panjang karena aku dengar terus suara erangan, jeritan, dan tangisan jin-jin itu, hingga waktu subuh datang, lalu aku salat subuh bersama Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam. Lalu aku beritahukan kepada beliau tentang apa yang aku dengar dari jin dan apa yang aku katakan kepada mereka.

Beliau bersabda, “Wahai Abu Dujanah, singkirkan (surat itu) dari mereka. Demi Zat yang mengutusku sebagai nabi dengan benar, sesungguhnya mereka akan merasakan pedihnya azab tersebut hingga hari kiamat.” Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam “Dala’il an Nubuwwah”, 7/ 120, dan dikeluarkan juga oleh As-Suyuti.

Apakah risalah tersebut sahih? Semoga Allah membalas Anda sebaik-baiknya.

Jawaban

Kisah ini tidak sahih, sanadnya terputus, mayoritas perawinya tidak diketahui (majhul), dan yang menjadikannya sebagai hadis marfu` adalah Musa Al-Anshari namun tidak ada di kalangan sahabat radhiyallahu `anhum yang memakai nama ini.

Sebagian ulama menghukumi riwayat ini sebagai hadits palsu. Di antara mereka yang berpendapat demikian adalah Adz-Dzahabi rahimahullah. Dalam kitab “Siyar an-Nubala’ ” 1/ 245, dia berkata, “(riwayat tentang) jimat Abu Dujanah itu tidak sahih. Aku tidak tahu entah siapa yang membuat hadits palsu ini.”

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 18108

Lainnya

Kirim Pertanyaan