Seseorang Wafat Dengan Meninggalkan Harta Dan Utang, Apakah Sebaiknya Mendahulukan Pembagian Warisan Atau Melunasi Utang Almarhum?

1 menit baca
Seseorang Wafat Dengan Meninggalkan Harta Dan Utang, Apakah Sebaiknya Mendahulukan Pembagian Warisan Atau Melunasi Utang Almarhum?
Seseorang Wafat Dengan Meninggalkan Harta Dan Utang, Apakah Sebaiknya Mendahulukan Pembagian Warisan Atau Melunasi Utang Almarhum?

Pertanyaan

Seorang lelaki meninggal dunia dan meninggalkan harta yang banyak untuk anak-anaknya. Namun di saat yang sama, dia memiliki utang kepada orang lain. Dapatkah Anda memberitahukan ayat Al-Quran atau hadits yang menunjukkan bahwa ahli waris boleh membagi harta warisan terlebih dahulu, baru kemudian membayar utang?

Jawaban

Apabila almarhum memiliki utang, maka wajib untuk melunasi utangnya terlebih dahulu, lalu melaksanakan wasiatnya yang sesuai syariat jika ada. Baru setelah itu membagikan harta warisannya kepada ahli waris. Ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,

يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الأُنْثَيَيْنِ

“Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan” (QS. An-Nisaa’ : 11)

Sampai dengan firman-Nya,

مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِي بِهَا أَوْ دَيْنٍ

“(Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya” (QS. An-Nisaa’ : 11)

Allah juga berfirman,

وَلَكُمْ نِصْفُ مَا تَرَكَ أَزْوَاجُكُمْ إِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُنَّ وَلَدٌ

“Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak.” (QS. An-Nisaa’ : 12)

Hingga firman-Nya,

مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصَى بِهَا أَوْ دَيْنٍ غَيْرَ مُضَارٍّ وَصِيَّةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَلِيمٌ

“Sesudah wasiat yang dibuat olehnya dipenuhi atau sesudah hutangnya dibayar dengan tidak memberi mudarat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syariat yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.” (QS. An-Nisaa’ : 12)

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 9096

Lainnya

Kirim Pertanyaan