Mengombinasikan Antara Ayat “Tiadalah Orang Yang Sesat Itu Akan Memberi Mudarat Kepadamu Apabila Kamu Telah Mendapat Petunjuk” Dan Hadits “Demi Dzat Yang Maha Menggenggam Jiwaku”

1 menit baca
Mengombinasikan Antara Ayat “Tiadalah Orang Yang Sesat Itu Akan Memberi Mudarat Kepadamu Apabila Kamu Telah Mendapat Petunjuk” Dan Hadits “Demi Dzat Yang Maha Menggenggam Jiwaku”
Mengombinasikan Antara Ayat “Tiadalah Orang Yang Sesat Itu Akan Memberi Mudarat Kepadamu Apabila Kamu Telah Mendapat Petunjuk” Dan Hadits “Demi Dzat Yang Maha Menggenggam Jiwaku”

Pertanyaan

Bagaimana menggabungkan antara ayat 104 dalam surah Ali Imran dengan ayat

لاَ يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ

” tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk” (QS. Al-Maa-idah : 105)

Juga, antara perkataan Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam

والذي نفسي بيده لتأمرن بالمعروف ولتنهون عن المنكر أو ليوشكن الله أن يبعث عليكم عقابًا منه، ثم تدعون فلا يستجاب لكم

“Demi Dzat yang menggenggam jiwaku, Lakukanlah amar ma`ruf nahi munkar! Jika tidak, niscaya Allah akan mengirimkan azabnya kepada kalian semua, kemudian engkau berdoa tetapi tidak dikabulkan.”

Yang kualitasnya hasan– dengan hadits

من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه

“”Di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.” Diriwayatkan oleh Tirmidzi, kualitas hasan.

Para mufti rahimakumullah, saya menyadari bahwa tidak ada perselisihan dalam makna-makna ayat. Demikian pula pada sunah yang sahih.

Oleh karena itu, saya mengetahui bahwa kesalahannya berada pada akal saya yang memiliki kelemahan. Bagaimana cara menafsirkannya? Semoga Allah memberikan Anda balasan yang terbaik.

Jawaban

Dalam ayat tersebut tidak ada keterangan yang menunjukkan perintah untuk meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar, jika memang masih mungkin untuk dilakukan. Teks ayat memerintahkan kepada hamba untuk memperbaiki dirinya dan melakukan kebaikan sesuai kemampuan.

Di antara cara memperbaiki diri adalah dengan amar ma’ruf nahi munkar. Apabila dia melakukan kewajiban yang telah Allah perintahkan tersebut, maka orang yang sesat setelahnya tidak akan dapat memberinya mudarat apa pun. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang sahih, dari Qais yang mengatakan bahwa

قام أبو بكر الصديق رضي الله عنه، فحمد الله وأثنى عليه، ثم قال: أيها الناس، إنكم تقرؤون هذه الآية: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لاَ يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ وإنكم تضعونها على غير موضعها، وإني سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: إن الناس إذا رأوا المنكر فلم يغيروه أوشك أن يعمهم الله بعقابه

“Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu `anhu berdiri, lalu mengucap tahmid dan tasbih, lalu berkata, “Wahai manusia, sesungguhnya kalian membaca ayat ini Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk Kalian tidak menggunakan ayat tersebut pada tempatnya. Sungguh, aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Apabila manusia melihat kemungkaran kemudian mereka tidak mengingkarinya, maka Allah sudah hampir menimpakan siksa kepada mereka semua secara merata.”

Sebagaimana diketahui bahwa hidayah seorang Muslim belum sempurna sampai dia melaksanakan perintah Allah berupa amar ma’ruf nahi munkar sesuai kemampuan.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 17340

Lainnya

Kirim Pertanyaan