Melaknat Setan

4 menit baca
Melaknat Setan
Melaknat Setan

Pertanyaan

Saya melaknat setan beberapa kali. Namun, salah satu teman saya tidak suka terhadap hal itu ketika ia mendengarnya. Menurutnya, ia pernah mendengar bahwa ada larangan melaknat setan karena dapat membuatnya semakin angkuh. Apakah yang ia katakan itu benar? Mohon beri kami penjelasan. Semoga Allah membalas Anda sekalian dengan kebaikan.

Jawaban

Menurut syariat, apabila seseorang dibujuk, dirayu, dan digoda oleh setan untuk melakukan maksiat atau jika seseorang merasa takut terhadap bahaya tipu daya setan, maka ia disyariatkan untuk meminta perlindungan dan pertolongan hanya kepada Allah agar menghindarkannya dari keburukan dan kejahatannya.

Ia juga disyariatkan untuk banyak menyebut nama Allah dan berzikir agar Allah menjauhkan, memalingkan tipu daya, dan menghinakan setan. Allah Subhanahu wa Ta’ala menunjukkan hal ini dalam firman-Nya,

وَإِمَّا يَنْـزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَـزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-‘Araaf: 200)

Dan,

وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ (97) وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ

“Dan katakanlah, “Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan”.(97) Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.” (QS. Al-Mu’minuun: 97-98)

Ada sebuah hadits sahih yang menjelaskan bahwa,

كـان يقول إذا قام إلى الصلاة: أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم، من همزه ونفخه ونفثه

“Ketika berdiri untuk menunaikan salat, Rasulullah membaca doa, “audzubillah as-Samii’i al-‘Aliim min as-syaithani ar-rajim min hamzihi wa nafkhihi wa nafatsihi (aku berlindung kepada Allah yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk, dari godaannya, dari tiupan dan semburan kejahatannya).”

Ada pula hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam Musnad-nya juz 5 halaman 59 dari Abu Tamimah al-Hujaymi dari seseorang yang pernah dibonceng Nabi Shallallahu ‘Alaih wa Sallam. Ia berkata,

كنت رديفه على حمار، فعثر الحمار، فقلت: تعس الشيطان، فقـال لـي النبي صلى الله عليه وسلم: لا تقل: تعس الشيطان؛ فإنك إذا قلت: تعس الشيطان تعاظم في نفسه وقال: صرعته بقوتي، فإذا قلت: بسم الله؛ تصاغرت إليه نفسه حتى يكون أصغر من ذباب

“Saya pernah membonceng di belakang Rasulullah lalu hewan tunggangannya tergelincir. Saya sontak berkata, ‘Celakalah setan!” Mendengar itu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada saya, ‘Janganlah engkau ucapkan ‘celakalah setan!’ karena jika kau mengucapkannya, setan akan semakin besar dan dengan sombong mengatakan, ‘Semua itu terjadi karena kekuatanku.’ Namun, yang tepat ucapkanlah ‘Bismillah’ karena kalimat itu akan membuat setan semakin mengecil hingga sekecil lalat.”

Hadits yang sama juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunan-nya. Dalam kitab ash-Shumt wa Adab al-Lisan (Keutamaan Diam dan Sopan Santun Berbicara) karya Ibnu Abi ad-Dunya halaman 205, dari Mujahid rahimahullah, ia berkata,”Hampir setiap kali manusia menyebut kata setan, ia akan datang. Apabila mendengar seseorang melaknatnya, setan berkata, ‘Sesungguhnya kamu melaknat makhluk yang telah terlaknat.’

Tidak ada satu pun yang lebih baik untuk menangkalnya selain ucapan La ilaha illallah.” Inilah obat mujarab untuk menangkal kejahatan setan terhadap manusia karena kejahatan jin buruk hanya dapat dipatahkan dengan kalimat itu.

Allah telah melaknat setan berkali-kali dalam Al-Qur’an tatkala setan merasa sombong dan tidak mau menjalankan perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam yang merupakan ciptaan-Nya sebagai penghargaan dan penghormatan. Allah telah menyematkan julukan “terkutuk” dan “terlaknat” kepada setan sehingga ia termasuk makhluk-makhluk yang terhalang untuk mendapatkan rahmat Allah dan surga-Nya pada Hari Kiamat. Allah Ta’ala berfirman,

إِنْ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ إِلا إِنَاثًا وَإِنْ يَدْعُونَ إِلا شَيْطَانًا مَرِيدًا (117) لَعَنَهُ اللَّهُ وَقَالَ لأَتَّخِذَنَّ مِنْ عِبَادِكَ نَصِيبًا مَفْرُوضًا

“Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka.(117) Yang dilaknat Allah dan syaitan itu mengatakan: “Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bagian yang sudah ditentukan (untuk saya)” (QS. An-Nisaa’: 117-118)

Dan,

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ (34) وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

“Allah berfirman, “Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk,(34) dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat” (QS. Al-Hijr: 34-35)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaknat setan dalam salat ketika berusaha mengganggunya dan ingin membahayakan dan membatalkannya. Telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu yang berkata,

قام رسول الله صلى الله عليه وسلم فسمعناه يقول: أعوذ بالله منك، ثم قال: ألعنك بلعنة الله ثلاثًا، وبسط يده كأنه يتناول شيئًا، فلما فرغ من الصلاة قلنا: يا رسول الله: قد سمعناك تقول في الصلاة شيئًا لم نسمعك تقوله قبل ذلك، ورأيناك بسطت يدك، قال: إن عدو الله إبليس جاء بشهاب من نار ليجعله في وجهي، فقلت: أعوذ بالله ثلاث مرات، ثم قلت: ألعنك بلعنة الله التامة، فلم يستأخر ثلاث مرات، ثم أردت أخذه، والله لولا دعوة أخينا سليمان لأصبح موثقًا يلعب به ولدان أهل المدينة

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdiri dan kami mendengarnya berkata, ‘Aku berlindung kepada Allah darimu.’ Kemudian ia berkata, ‘Saya melaknatmu dengan laknat Allah,’ sebanyak tiga kali. Ia membentangkan tangan seolah-olah mengambil sesuatu. Ketika selesai salat, kami bertanya, ‘Rasulullah, kami mendengar Anda berkata sesuatu dalam salat yang tidak pernah kami dengar sebelumnya. Kami juga melihat Anda membentangkan tangan.’ Rasul bersabda, ‘Sesungguhnya musuh Allah adalah Iblis. Ia datang dengan api dari neraka dan melemparkannya di wajahku. Aku pun berkata, ‘Aku berlindung kepada Allah,’ sebanyak tiga kali. Lalu aku berkata, ‘Aku melaknatmu dengan laknat penuh dari Allah.’ Namun, ia tidak mau mundur hingga tiga kali aku mengucapnya. Kemudian aku ingin mengambilnya. Demi Allah, seandainya bukan karena permintaan saudaraku Sulaiman, setan sudah terikat dan menjadi mainan anak-anak penduduk Madinah.”

Atas dasar ini, seseorang boleh melaknat setan yang datang untuk membahayakan, mengganggu, menggoda, dan berupaya untuk memalingkannya dari ketaatan kepada Allah. Namun, ia harus tetap mengucapkan taawuz (minta perlindungan kepada Allah), memperbanyak berzikir kepada-Nya, dan mengucap “Bismillah” atau zikir-zikir dan doa-doa lain yang disyariatkan. Ini dapat menjaga seorang muslim dari keburukan setan.

Berdasarkan ayat dan hadits di atas, seorang muslim tidak boleh melaknat setan tanpa sebab sebagai bentuk peneladanan terhadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 19753

Lainnya

Kirim Pertanyaan