Suami Mendengar Kabar Tentang Istrinya Lantas Dia Berkata “Dia, Sebagaimana Ibu Saya, Haram Bagi Saya,” Dan Terbukti bahwa Kabar Tersebut Benar

1 menit baca
Suami Mendengar Kabar Tentang Istrinya Lantas Dia Berkata “Dia, Sebagaimana Ibu Saya, Haram Bagi Saya,” Dan Terbukti bahwa Kabar Tersebut Benar
Suami Mendengar Kabar Tentang Istrinya Lantas Dia Berkata “Dia, Sebagaimana Ibu Saya, Haram Bagi Saya,” Dan Terbukti bahwa Kabar Tersebut Benar

Pertanyaan

Seorang suami sering bepergian ke berbagai negara dan meninggalkan istrinya di rumah bersama kedua orang tuanya. Pada saat berada di luar negeri, dia mendengar kabar bahwa istrinya keluar rumah dan pulang ke rumah keluarganya. Ketika mendengar kabar tersebut, dia berkata: “Sungguh dia, sebagaimana ibu saya, telah haram bagi saya.” Apa hukumnya jika setelah itu terbukti bahwa kabar tersebut benar?

Jawaban

Jikalau memang masalahnya sebagaimana yang Anda sebutkan, bahwa Anda mengatakan “Sungguh dia, sebagaimana ibu saya, haram bagi saya” berdasarkan kabar yang Anda terima tentang keluarnya dia dari rumah Anda dan terbukti bahwa kabar tersebut benar, maka ucapan Anda adalah zihar. Hukum zihar adalah haram yang mengharuskan Anda agar bertobat, berdasarkan firman Allah Ta’ala,

الَّذِينَ يُظَاهِرُونَ مِنْكُمْ مِنْ نِسَائِهِمْ مَا هُنَّ أُمَّهَاتِهِمْ إِنْ أُمَّهَاتُهُمْ إِلا اللائِي وَلَدْنَهُمْ وَإِنَّهُمْ لَيَقُولُونَ مُنْكَرًا مِنَ الْقَوْلِ وَزُورًا

“Orang-orang yang menzihar istrinya di antara kamu (menganggap istrinya sebagai ibunya) padahal tiadalah istri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan dusta.” (QS. Al-Mujaadilah: 2)

Jika Anda ingin kembali kepada istri Anda, maka Anda harus berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum menggauli istri Anda. Hal itu berlaku jika Anda tidak mendapatkan seorang budak untuk dimerdekakan. Jika tidak mampu berpuasa, maka Anda harus memberi makan enam puluh orang miskin sebelum menggauli istri Anda.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 320

Lainnya

Kirim Pertanyaan