Hadits Salman Tentang Keutamaan Ramadhan

3 menit baca
Hadits Salman Tentang Keutamaan Ramadhan
Hadits Salman Tentang Keutamaan Ramadhan

Pertanyaan

Seorang khatib masjid di daerah saya menyampaikan khotbah dengan menyebutkan hadis riwayat Salman. Dalam hadis itu disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam menyampaikan khotbah kepada para sahabat pada hari terakhir bulan Sya`ban .. dst.

Namun, ada seorang jamaah yang protes secara terang-terangan kepada khatib tersebut di depan jamaah lain dengan mengatakan bahwa hadis Salman tersebut termasuk hadis maudhu` (palsu).

Demikian juga dengan sabda beliau, ” Siapa yang memberi makan orang berpuasa hingga kenyang, maka Allah akan memberinya minum dari kolamku yang membuatnya tidak akan pernah merasa haus hingga masuk ke dalam surga.” Juga sabda beliau, ” Siapa yang meringankan beban dari budaknya, maka Allah mengampuninya dan akan membebaskannya dari neraka.”

Jamaah yang protes itu berkata, “Kata-kata itu adalah kebohongan yang dinisbatkan kepada Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam. Orang yang berdusta mengatasnamakan Rasulullah, maka dia menempati tempat duduknya di neraka.” .. dst.

Mohon Anda memberikan fatwa tentang benar tidaknya kata-kata jamaah tadi. Semoga Allah senantiasa menjaga Anda.

Jawaban

Hadis Salman itu diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah di dalam kitab Shahih Ibnu Khuzaimah. Dia menyebutkan: “Bab tentang Keutamaan Bulan Ramadhan, Jika Hadis Ini Sahih”. Kemudian Ibnu Khuzaimah berkata: Ali bin Hajar as-Sa`di telah menyampaikan kepada kami, dia berkata, “Yusuf bin Ziyad menyampaikan kepada kami, dia berkata, “Hamam bin Yahya menyampaikan kepada kami, dari Ali bin Zaid bin Jad`an, dari Sa`id bin al-Musayyab, dari Salman dia berkata ,

خطبنارسول الله صلى الله عليه وسلم في آخر يوم من شعبان فقال: : أيها الناس: قد أظلكم شهر عظيم، شهر مبارك، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر، جعل الله صيامه فريضة وقيام ليله تطوعا من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه، ومن أدى فيه فريضة كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه وهو شهر الصبر والصبر ثوابه الجنة، وشهر المواساة، وشهر يزداد فيه رزق المؤمن، من فطر فيه صائمًا كان مغفرة لذنوبه وعتق رقبته من النار وكان له مثل أجره من غير أن ينتقص من أجره شيء، قالوا: ليس كلنا نجد ما يفطر الصائم، فقال: يعطي الله هذا الثواب من فطر صائما على تمرة أو شربة ماء أو مذقة لبن، وهو شهر أوله رحمة وأوسطه مغفرة وآخره عتق من النار من خفف عن مملوكه غفر الله له وأعتقه من النار فاستكثروا فيه من أربع خصال: خصلتين ترضون بهما ربكم وخصلتين لا غنى بكم عنهما؛ فأما الخصلتان اللتان ترضون بهما ربكم فشهادة أن لا إله إلا الله وتستغفرونه وأما اللتان لا غنى بكم عنهما فتسألون الله الجنة وتعوذون به من النار ومن أشبع فيه صائمًا سقاه الله من حوضي شربة لا يظمأ حتى يدخل الجنة

“Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam berkhutbah di akhir bulan Sya`ban, beliau bersabda, “Wahai manusia, sungguh telah dekat kepadamu bulan yang agung, bulan yang penuh dengan keberkahan, yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik (nilainya) dari seribu bulan. Yaitu bulan di mana Allah tetapkan puasa di siang harinya sebagai amalan wajib, dan shalat (tarawih) di malamnya sebagai amalan sunah. Siapa yang mendekatkan diri kepada Allah di bulan ini dengan satu kebaikan (amalan sunah), maka pahalanya sama seperti melakukan amalan wajib di bulan-bulan yang lain. Siapa yang melakukan amalan wajib di bulan ini, maka pahalanya seperti melakukan 70 amalan wajib di bulan lainnya. Inilah bulan kesabaran, dan ganjaran kesabaran adalah surga. Bulan ini merupakan bulan kedermawanan dan bersimpati terhadap sesama. Bulan di mana rezeki orang-orang yang beriman ditambah. Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa akan mendapat pengampunan atas dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka. Dia mendapatkan pahala yang sama seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut.” Mereka (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kami memiliki rezeki yang dapat diberikan kepada orang yang berpuasa untuk berbuka.” Rasulullah menjawab, “Allah akan memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberi buka puasa, walaupun dengan sebutir kurma, seteguk air, atau setetes susu”. Inilah bulan yang permulaannya (sepuluh hari pertama) Allah menurunkan rahmat, yang pertengahannya (sepuluh hari pertengahan) Allah memberikan ampunan, dan yang terakhirnya (sepuluh hari terakhir) Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka. Orang yang meringankan kerja hamba sahayanya di bulan ini, maka Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka. Perbanyaklah melakukan empat hal di bulan ini, yang dua hal dapat mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan yang dua hal kamu pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridhaan Allah adalah syahadah (Laa ilaaha illallaah) dan beristighfar kepada Allah. Adapun dua hal yang pasti kalian memerlukannya adalah memohon kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung dari api neraka. Siapa yang memberi minum kepada orang yang berpuasa (untuk berbuka), maka Allah akan memberinya minum dari telagaku, di mana dengan sekali minum dia tidak akan merasakan haus sampai memasuki surga.”

Namun, di dalam sanadnya terdapat Ali bin Zaid bin Jad`an. Dia adalah rawi daif (lemah) karena hafalannya buruk. Di dalam sanadnya juga terdapat Yusuf bin Ziyad al-Bashri.

Dia adalah munkarul-hadits (hadits yang diriwayatkannya masuk kategori munkar). Di dalam sanadnya juga terdapat Hamam bin Yahya bin Dinar al-`Audi. Menurut Ibnu Hajar di dalam kitab Taqriib at-Tahdziib, “Tsiqah, rubbama wahim (Dia adalah rawi tsiqah, barangkali juga rawi yang ragu-ragu.”

Dengan ini, maka hadits di atas, dengan jalur sanad ini, bukanlah palsu, akan tetapi lemah. Walaupun demikian, keutamaan bulan Ramadhan banyak terdapat di dalam hadits-hadits sahih.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 4145

Lainnya

Kirim Pertanyaan