Apakah Taubat Menghapus Dosa?

3 menit baca
Apakah Taubat Menghapus Dosa?
Apakah Taubat Menghapus Dosa?

Pertanyaan

Sering sekali saya teringat perbuatan-perbuatan buruk yang telah saya laklukan sebelum saya mendapatkan hidayah. Ketika saya melihat tempat terjadinya perbuatan buruk, atau melihat orang yang bersamanya saya melakukan perbuatan buruk itu, saya merasa sedih, sakit, dan menyesal. Saya bertanya-tanya, apakah taubat saya dapat menghapus dosa-dosa itu. Sering sekali saya teringat hal itu pada saat saya sedang shalat.

Jawaban

Siapa yang bertaubat kepada Allah dengan tobat yang tulus, maka sesungguhnya Allah telah berjanji akan menerima taubatnya, bahkan karena kemuliaan dan kebaikan-Nya, Allah akan mengganti keburukan itu dengan kebaikan. (Allah) Ta’ala berfirman,

إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan: 70)

(Allah) Ta’ala berfirman,

وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى

“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.” (QS. Thahaa: 82)

Setan akan selalu menggoda manusia dan menjerumuskan mereka ke dalam kemaksiatan dan dosa. Karenanya, jika manusia lepas dari perangkapnya, dan setan melihat bahwa manusia tersebut mulai kembali kepada Allah, maka dia akan menggodanya dengan cara memberikan rasa ragu atas diterimanya tobat, membesar-besarkan perasaan berdosa pada dirinya, dan perasaan bahwa Allah tidak menerima tobatnya karena banyak dan besarnya dosa.

Setan membuat manusia lupa bahwa Allah telah menyebut kemusyrikan yang merupakan dosa dan kemaksiatan paling besar, lalu Allah menyebutkan dosa-dosa besar, (tetapi) kemudian Allah berjanji menerima tobat orang yang bertobat kepada-Nya dan mengerjakan amal saleh. Jika setan mendapatkan bahwa manusia tidak mengikuti ajakannya, maka dia akan mengingatkannya dengan maksiat-maksiat dan dosa-dosanya yang telah lalu agar membuat dia bersedih. (Allah) Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيْسَ بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudarat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal.” (QS. Al-Mujadalah: 10)

Allah Subhanahu wa Ta`ala telah memerintahkan hamba-Nya orang-orang mukmin agar memohon perlindungan dari godan setan, dan menyifati godaan setan tersebut sebagai bisikan yang tersembunyi. Setan membisiki manusia, tetapi dia bersembunyi dan lari ketika seorang muslim memohon perlindungan kepada Tuhannya, dan memohon pertolongan kepada-Nya. (Allah) Ta’ala berfirman,

عُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.(1) Raja manusia.(2) Sembahan manusia.(3) dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,(4) yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.(5) dari (golongan) jin dan manusia.” (QS. An-Naas: 1-6)

Sebaiknya Anda memohon perlindungan kepada Allah dari bisikan setan, dan perbanyaklah zikir dan istighfar. Disebutkan dalam hadits shahih bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,

من قال: لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير في يوم مائة مرة كانت له عدل عشر رقاب، وكتبت له مائة حسنة، ومحيت عنه مائة سيئة، وكانت له حرزًا من الشيطان يومه ذلك حتى يمسي، ولم يأت أحد بأفضل مما جاء به إلا رجل عمل أكثر منه

“Barangsiapa membaca, “Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli sya`in qadiir (tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tak ada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya semua kekuasaan, hanya milik-Nya segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) dalam sehari 100 kali, maka bagaikan telah membebaskan 10 orang budak, ditetapkan untuknya 100 kebaikan, dihapuskan darinya 100 kejelekan, dia mempunyai perlindungan dari setan sepanjang hari itu sampai sore. Tidak ada seorangpun yang bisa mendatangkan amalan yang lebih baik daripada apa yang dia amalkan kecuali orang yang membaca bacaan ini lebih banyak daripada dirinya.”

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 14398

Lainnya

Kirim Pertanyaan