Tentang Wirid Rabithah |
Pertanyaan
Di Mesir, beberapa pemuda yang kami nilai saleh terbiasa membaca wirid yang disebut dengan Wirid Rabithah. Wirid tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Mereka membaca ayat
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ“Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan” (QS. Ali ‘Imran: 26)
Kemudian mereka diam sejenak menghadirkan wajah orang-orang dicintainya seperti para penuntut ilmu, para dai, dan ulama. Selanjutnya, mereka melantunkan doa, “Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini berkumpul atas cinta kepada-Mu dan bertemu karena berjuang di jalan-Mu.
Oleh karena itu, kuatkanlah ikatannya. Abadikanlah cintanya. Tunjukilah jalannya. Lapangkan hatinya dengan iman dan tawakal kepada-Mu. Hidupkanlah dengan mengenal-Mu. Matikanlah dalam syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik penolong.”
Wirid itu dibaca setelah zikir pagi dan sore. Mereka berpandangan bahwa ini merupakan hak ukhuwah di jalan Allah. Apabila kami mengatakan tidak ada nash dalam wirid ini dan membacanya secara rutin adalah bid’ah, maka mereka menjawab, “Ini adalah zikir yang baik dan tidak memutus silaturahim.
Ini merupakan doa seorang muslim kepada saudaranya yang tidak berada di dekatnya.” Kami memohon penjelasan hukum atas wirid yang dibaca secara rutin ini. Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.
Jawaban
Wirid seperti itu tidak ada dasarnya dan harus ditinggalkan. Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda,
“Orang yang melakukan suatu perbuatan tidak berdasarkan urusan (agama) kami, maka perbuatan tersebut tertolak.”
Tidak diperkenankan untuk menghadirkan wajah seseorang yang tidak ada (memunculkannya dalam imajinasi), karena itu termasuk perbuatan setan. Setan menyerupai wajah seseorang yang ingin dihadirkan untuk menanamkan fitnah (kekacauan) dalam agamanya. Amalan ini harus ditinggalkan dan dilarang. Wallahu A`lam
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.