Makna Hadits “Sesungguhnya Allah Tidaklah Bosan Hingga Kalian Merasa Bosan”

1 menit baca
Makna Hadits “Sesungguhnya Allah Tidaklah Bosan Hingga Kalian Merasa Bosan”
Makna Hadits “Sesungguhnya Allah Tidaklah Bosan Hingga Kalian Merasa Bosan”

Pertanyaan

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa’i dari Aisyah radhiyallahu `anha, bahwa Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,

اكلفوا من العمل ما تطيقون، فإن الله لا يمل حتى تملوا، وإن أحب العمل إلى الله تعالى أدومه وإن قل

“Bebanilah diri kalian dengan amal sesuai dengan kemampuan kalian, karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang berkesinambungan walaupun sedikit.”

Bagaimanakah cara memahami makna sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam,

فإن الله لا يمل حتى تملوا

“Karena Allah tidak bosan hingga kalian bosan.”

Apakah difahami sebagaimana apa adanya, ataukah memiliki penafsiran lain? Saya telah menelaah perkataan beberapa ulama seperti Ibnu Hajar di dalam kitab Fathul Bari 1/101 dan 3/ 36. Mereka tidak mengomentari perkataannya sedikitpun.

Apakah ia sepakat dalam masalah tersebut atau tidak? Juga perkataan Imam al-Khaththabi di dalam kitab Ma’alim as-Sunan, Imam an-Nawawi di dalam kitab Syarh Muslim, Ibnu Qutaybah di dalam kitab Takwil Mukhtalaf al-Hadis dan ulama-ulama lain.

Saat ini saya sedang meneliti sebuah kitab untuk penulisan karya ilmiah, dan pengarang kitab menyebutkan hadis, “Sesungguhnya Allah tidaklah bosan hingga seorang hamba merasa bosan, Allah tidak pernah bosan selamanya”. Saya mohon jawaban pertayaan ini.

Jawaban

Kita harus memahami hadis tersebut apa adanya, dan beriman kepada sifat Allah. Makna tersebut adalah benar sesuai dengan keagungan Allah, tanpa menyerupakan dengan sifat makhluk-Nya, tidak pula menjelaskan teknisnya. Seperti sifat “al-Makar”, al-Khida'”, dan “al-Kaid” yang terdapat dalam al-Quran. Semua itu adalah sifat Allah yang sesuai dengan Keagungan-Nya sebagaimana dalam firman-Nya,

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syuura: 11)

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 14919

Lainnya

Kirim Pertanyaan