Allah Sebagai Satu-satunya Pencipta Yang Berhak Untuk Disembah |
Pertanyaan
Ada seorang Nasrani berdialog dengan saya. Di antara pertanyaan yang diajukannya adalah, apakah Allah ‘Azza wa Jalla sanggup menciptakan Tuhan seperti Diri-Nya? Saya terdiam dan tidak bisa menjawab.
Oleh sebab itu, mohon jawabannya.
Jawaban
Dalam Al-Quran Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu.” (QS. Al-Mu’minuun: 91)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa tidak mungkin ada Tuhan selain Diri-Nya. Sebab, hal itu akan menimbulkan risiko dan bahaya seperti berikut,
Pertama, Allah menjelaskan,
“Masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya.” (QS. Al-Mu’minuun: 91)
Artinya, masing-masing Tuhan akan menciptakan apa yang dikehendakinya, bersikap otoriter, memiliki kekuasaan yang berbeda dengan yang lainnya, dan terjadi perebutan, perperangan serta saling ingin menguasai. Maha suci Allah dari itu semua.
Kedua, adanya pertikaian antara Tuhan yang berusaha untuk saling menguasai, merebut kekuasan Tuhan lainnya dan Tuhan yang kuat akan menguasai Tuhan yang lemah, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
“Dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain.” (QS. Al-Mu’minuun: 91)
Maha suci Allah dari ucapan-ucapan orang yang zalim.
Ketiga, timbulnya kerusakan di bumi dan langit beserta isinya sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ’Arsy dari apa yang mereka sifatkan.” (QS. Al-Anbiya’: 22)
Penyebabnya, keberadaan Tuhan selain Allah akan menunjukkan bahwa masing-masing mereka sanggup untuk melakukan sesuatu tanpa ada campur tangan Tuhan yang lain, sehingga menimbulkan pertikaian dan perselisihan. Selanjutnya, dari situ terjadilah kerusakan di bumi dan langit beserta isinya. Maha suci Allah dari itu semua.
Seorang muslim apalagi yang punya sedikit ilmu dan pengetahuan, tidak boleh ikut berdialog dan berdebat dengan orang-orang yang tujuannya hanya untuk meragukan dan menyesatkan. Sebab, kekurangan ilmu akan membuat paham-paham yang meragukan itu berbekas dalam jiwanya, tidak sanggup menjawab, memberikan posisi yang kuat kepada lawan, dan menempatkan muslim tersebut pada posisi yang lemah dengan mengalahkan argumen-argumennya.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.