Jual Beli Daging Babi |
Pertanyaan
Kami komunitas Muslim di Selandia Baru memiliki warung-warung dan toko-toko bahan makanan. Kami menjual daging babi. Sebagian kami menjualnya masih segar, sebagian lagi menjualnya dalam bentuk kalengan, dan sebagian lain menjualnya dalam keadaan dibekukan.
Itu karena para pelanggan tidak akan masuk ke toko-toko jika tidak menjual daging babi. Kami menjualnya seharga dengan biaya kulak, tanpa mengambil keuntungan. Apakah kami boleh melakukan itu?
Jawaban
Tidak boleh menjual daging babi dan tidak boleh memakan uang hasil penjualannya, karena Allah telah mengharamkan daging babi, sebagaimana dalam firman-Nya Ta`ala,
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, dan daging babi.” (QS. Al-Maaidah: 3)
Dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman,
“Karena sesungguhnya semua itu kotor.” (QS. Al-An’am: 145)
Dan Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah jika mengharamkan sesuatu maka Dia juga mengharamkan uang hasil penjualannya.”
Karena itu tidak boleh menjual daging babi dengan alasan menarik pelanggan ataupun dengan alasan lainnya. Usaha halal dapat mencukupi dan tidak perlu hal yang haram. Allah Ta`ala berfirman,
“Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.(2) dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya” (QS. Ath-Thalaaq: 2-3)
Kita patut bersyukur dan mengucapkan alhamdulillah.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.