Jika Orang Junub Shalat Sebelum Mandi |
Pertanyaan
Dulu, ketika masih muda, saya punya paman dari ibu yang cukup baik sekali seperti ayah kandung sendiri. Sejak kecil, saya dididiknya dengan sebaik-baik didikan. Ia orang yang takwa dan wara’, tidak pernah terdengar kata-kata yang buruk dari lisannya.
Ceritanya, ia meninggal dunia (semoga Allah merahmatinya) dan dengan tiba-tiba orang tua mengabari hal tersebut dan langsung mengajak saya untuk menemaninya menyalatkan dan menghadiri jenazahnya, padahal ketika itu saya sedang junub tetapi malu untuk menceritakannya kepada orang tua karena masih kecil.
Saya sudah berusaha untuk tidak menemaninya dan saya katakan: Ayah, pergi saja terlebih dahulu dan nanti saya menyusul. Namun, ia terus memaksa saya untuk menemaninya dan berkata: Ini adalah bentuk balas budimu karena dulu ia sangat menyayangimu dan berbuat banyak hal untukmu.
Dalam kesempatan ini, kamu mesti bersamanya. Aib bagimu bila terlambat, mari pergi bersama ayah. Akhirnya, saya pergi dan masuk ke dalam masjid dalam kondisi junub. Setelah sahlat (fardhu), kami menghadirkan dan menyalatkannya bersama lalu menguburkannya.
Sejak kejadian itu, hati saya senantiasa gundah, saya tidak pernah mengimpikannya sebagaimana ibu dan bibi saya, padahal kami saling mencintai satu sama lainnya. Bahkan, menurut orang-orang, menjelang meninggal, paman saya selalu memanggil-manggil nama saya.
Syeikh yang terhormat, apakah saya perlu membayar denda (kafarat) untuk menebus kesalahan di atas. Mohon penjelasannya, semoga Allah membalas kebaikan Anda.
Jawaban
Anda telah bersalah karena pergi menyalatkan jenazah paman Anda dalam kondisi junub. Anda mesti memohon ampun kepada Allah atas kejadian di atas.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.