Tulisan Ayat-ayat Al-Qur’an Di Papan Penunjuk Jalan |
Pertanyaan
Alhamdulillah Wahdahu (segala puji hanyalah bagi Allah saja). Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad yang tidak ada nabi setelahnya dan selanjutnya:
Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa telah mengkaji permohonan fatwa yang ditujukan kepada Mufti dari peminta fatwa Walikota Propinsi Thuraif Abdullah bin Muslim asy-Syarari.
Pertanyaan tersebut kemudian dilimpahkan kepada Komite dari Sekretariat Jenderal Dewan Ulama Senior nomor 5873, Tanggal 22/9/1421 H. Penanya mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
Kami menyampaikan kepada Anda bahwa di tempat kami Propinsi Thuraif terdapat spanduk selamat datang di pintu masuk Propinsi dengan lebar tidak kurang dari dua puluh meter. Spanduk tersebut terletak di dekat jalan utama.
Kami berkeinginan untuk menulis beberapa ayat Al-Qur’an di spanduk atau panel (papan iklan) tersebut, seperti kalimat, (Berjalanlah dan bertasbihlah kepada Allah Ta’ala).
Karena kalimat tersebut akan memberi ketenangan bagi orang yang membacanya dan kembali kepada setiap amal mulia, yaitu orang yang mengendarai mobilnya harus selalu mengingat Allah dan akan menghilangkan kesembronoannya, insya Allah.
Saya berpendapat bahwa ungkapan ini lebih baik dari ungkapan (Papa, jangan mengebut. Kami menunggumu). Saya juga ingin menulis potongan ayat Al-Qur’an,
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya” (QS. Al-Baqarah: 126)
Saya mohon Anda memberi jawaban; sejauhmana hal itu diperbolehkan atau tidak diperbolehkan?
Jawaban
Setelah mengkaji pertanyaan yang diajukan, maka Komite menjawab sebagai berikut, Sesuatu yang bertuliskan ayat-ayat Al-Qur’an atau ungkapan-ungkapan yang mengandung dzikrullah (dzikir kepada Allah Ta’ala) tidak boleh ditulis di papan penunjuk jalan yang diletakkan di tepi jalan atau pintu masuk kota karena akan menjadi bahan hinaan, pengrusakan, dan olok-olok seiring dengan perkembangan zaman, runtuh atau dibuang.
Oleh karena itu, ayat-ayat Allah Ta’ala atau sesuatu yang mengandung kalimat-kalimat zikir kepada Allah harus disucikan dan tulisan tersebut hendaklah diganti dengan sesuatu yang diperintahkan oleh Allah kepada hamba-Nya, seperti beribadah dengan mengingat Allah Subhanah, membaca ayat-ayat-Nya, merenungkan makna-maknanya, dan mengambil pelajarannya.
Tidak ada larangan menulis ungkapan-ungkapan petunjuk yang tidak berisi ayat-ayat Allah Ta’ala dan dzikir, yang mengajak para sopir untuk berlaku sabar, pelan, tidak kencang dan ngebut atau menyusahkan orang lain, dan hal-hal lain yang membantu menyelamatkan nyawa manusia.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.