Shalat Tarawih Bagi Para Musafir |
Pertanyaan
Bagaimana pendapat Anda tentang para musafir, apakah sebaiknya mereka melaksanakan salat tarawih pada bulan Ramadhan atau tidak? (Di sisi lain, mereka mengqashar salat)
Jawaban
Melakukan qiyam pada bulan Ramadhan adalah sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Oleh karena itu, sahabat mencontoh hal ini dari beliau dan melaksanakannya dan ini terus berlanjut sampai saat kita sekarang ini.
Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim dari hadits Aisyah, bahwasanya beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaksanakan shalat tarawih beberapa malam dan diikuti oleh para sahabat. Setelah itu, beliau tidak lagi datang dan shalat di rumahnya sampai akhir bulan. Beliau bersabda
“Aku khawatir akan menjadi wajib bagi kalian kemudian kalian tidak mampu menunaikannya”
Dalam Shahih Bukhari bahwa Umar mengumpulkan para sahabat kepada Ubay bin Ka`b untuk mengimami mereka shalat tarawih. Dan diriwayatkan dalam Shahihain (Shahih Bukhari Muslim) dari hadits Abu Salamah bin Abdurrahman bahwasanya beliau bertanya kepada Aisyah radhiyallahu `anha mengenai bagaimana tata cara shalat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam? Aisyah menjawab
“Beliau tidaklah melebihi (rakaat) dalam bulan Ramadan dan selainnya dari sebelas rakaat” (HR.Bukhari dan Muslim dalam bab Tahajud)
Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah melakukan perjalanan pada bulan Ramadhan dan di antara perjalan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada bulan Ramadhan adalah ketika Fathu Makkah.
Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluar dari Madinah setelah sepuluh hari pertama Ramadhan berlalu pada tahun kedelapan hijriyah. Menurut Ibnu Qayyim, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak pernah meninggalkan qiyamullail baik ketika muqim ataupun ketika melakukan perjalanan.
Jika beliau diserang rasa kantuk dan kelelahan, maka pada siang harinya beliau shalat dua belas rakaat. Dari sini jelaslah, bahwasanya jika mereka melaksanakan shalat tarawih ketika berada dalam perjalanan, maka mereka telah mengamalkan sunnah.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.