Pengganti Al-Fatihah Bagi Orang Yang Tidak Mampu Menghafalnya |
Pertanyaan
Saya mempunyai ibu dan saudara perempuan. Meskipun surat al-Fatihah telah dihafalkan berulang-ulang kepada mereka, tetapi mereka tidak sanggup menghafalnya. Apa hukum salat mereka?
Jawaban
Membaca al-Fatihah merupakan bagian dari rukun shalat. Kaum wanita harus mempelajarinya. Walinya berkewajiban untuk terus-menerus mengajarkan mereka hal yang wajib mereka ketahui terkait permasalahan shalat seperti a-Fatihah dan yang lainnya.
Jika waktu shalat sudah mepet sementara mereka masih belum bisa menghafalnya, maka mereka boleh shalat semampunya dan shalat mereka sah. Hal ini termasuk sifat umum firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al Baqarah: 286)
juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Allah tidak berkehendak menyulitkanmu” (QS. Al Maa-idah : 6)
juga firman-Nya:
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.” (QS. At Taghaabun : 16)
Seseorang yang tidak mampu menghafal al-Fatihah dianjurkan untuk membaca “Subhaanallah wal Hamdulillah walaa Ilaaha Illallahu Wa-llahu Akbar. Wa-laa Haula Wa-laa Quwwata Illa Bi-llahi al ‘Aliyyi al-Adziim” (Mahasuci Allah. Segala puji bagi Allah. Tiada Tuhan selain Allah. Allah Mahabesar. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah yang Mahatinggi lagi Mahaagung).
Ini berdasarkan riwayat Abdullah bin Abi Aufa radhiyallahu ‘anhu yang berkata,
“Seorang lelaki datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lantas dia berkata, ‘Sungguh aku tidak mampu membaca ayat Al-Quran sedikitpun. Oleh karena itu, ajarilah aku sesuatu yang cukup aku gunakan untuk beribadah.’ Beliau menjawab, ‘Ucapkanlah: Subhaanallah wal Hamdulillah walaa Ilaaha Illallahu Wa-llahu Akbar. Wa-laa Haula Wa-laa Quwwata Illa Bi-llahi al ‘Aliyyi al-Adziim.’ (Mahasuci Allah. Segala puji bagi Allah. Tiada Tuhan selain Allah. Allah Mahabesar. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah yang Mahatinggi lagi Mahaagung)”
(HR. Ahmad, Abu Dawud, dan an-Nasa’i). Hadits ini dianggap shahih oleh Ibnu Hibban, ad-Daruquthni, dan Hakim.
Wabillahittawfiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.