Memejamkan Mata Ketika Shalat

1 menit baca
Memejamkan Mata Ketika Shalat
Memejamkan Mata Ketika Shalat

Pertanyaan

Kita diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melihat ke arah tempat sujud ketika melakukan salat. Namun saat imam membaca al-Quran dan saya memejamkan kedua mata, saya merasa khusyuk dan terhubung dalam kekuasaan Allah dan ciptaan-Nya, berupa lautan, langit, bumi dan nikmat-Nya yang lain, tatkala itu semua hadir lewat firman-firman Alllah yang dilantunkan oleh imam.

Dan tatkala saya membuka kedua mata ke arah tempat sujud, sebagaimana yang diwasiatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, saya langsung diserang rasa was-was. Pertanyaannya, bagaimana hukum hal ini dalam agama?

Jawaban

Yang disyariatkan bagi seorang Muslim ketika melakukan salat adalah melihat ke arah tempat sujud dan tidak memejamkan kedua matanya, sebab ia saat itu sedang bermunajat dengan Tuhan-Nya, berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, yang menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

لينتهين أقوام يرفعون أبصارهم إلى السماء في الصلاة أو لتخطفن أبصارهم

“Sungguh hendaknya suatu kaum menghentikan perbuatan mereka mengarahkan pandangannya ke langit ketika salat atau akan dihilangkan pandangan mereka.”

Dan dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim disebutkan:

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم صلى في خميصة لها أعلام فقال: شغلتني أعلام هذه اذهبوا بها إلى أبـي جهم وأتوني بأنبجانيته

“Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam salat dengan mengenakan baju yang ada gambarnya, lalu beliau bersabda, “Gambar-gambar pada pakaian ini menggangguku, kembalikanlah kepada Abu Jahm, agar dia mengganti dengan pakaian yang terbuat dari bulu kasar yang tidak bergambar”

Jika memejamkan kedua mata itu disyariatkan, maka tentu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memejamkan kedua matanya sehingga tidak terganggu oleh lukisan baju yang dipakainya itu.

Oleh sebab itu, Anda harus melihat ke arah tempat sujud, menghayati bacaan dan doa yang Anda baca, dalam rangka untuk menolak rasa was-was dari setan.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 14283

Lainnya

Kirim Pertanyaan