Apakah Seorang Wanita Boleh Mengumandangkan Adzan? Apakah Suara Wanita Termasuk Aurat Atau Tidak?

1 menit baca
Apakah Seorang Wanita Boleh Mengumandangkan Adzan? Apakah Suara Wanita Termasuk Aurat Atau Tidak?
Apakah Seorang Wanita Boleh Mengumandangkan Adzan? Apakah Suara Wanita Termasuk Aurat Atau Tidak?

Pertanyaan

Apakah seorang wanita boleh mengumandangkan azan? Apakah suara wanita termasuk aurat atau tidak?

Jawaban

Pertama, menurut pendapat yang paling sahih dari beberapa pandangan ulama, seorang wanita tidak boleh mengumandangkan adzan. Sebab, tugas adzan tidak pernah dibebankan kepada wanita, dan wanita memang tidak pernah melakukannya, baik pada zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam maupun di masa khulafaurrasyidin radhiyallahu ‘anhum.

Kedua, suara wanita bukan termasuk aurat sama sekali. Di zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kaum wanita terbiasa menyampaikan keluhan mereka dan pertanyaan tentang Islam kepada beliau. Hal yang sama juga dilakukan oleh kaum wanita di zaman khulafaurrasyidin radhiyallahu ‘anhum dan para pemimpin setelah mereka.

Kaum wanita juga mengucapkan dan menjawab salam kepada lelaki non-mahram, tanpa ada satu ulama Islam pun yang mengingkari hal itu. Namun mereka tidak boleh gemulai atau terlalu menunduk saat berbicara. Ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلا مَعْرُوفًا

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga orang yang ada penyakit dalam hatinya berkeinginan, dan ucapkanlah perkataan yang baik” (QS. Al-Ahzab : 32)

Sebab tindakan seperti itu akan membuat kaum lelaki tergoda dan dapat menimbulkan fitnah bagi mereka, sebagaimana ditunjukkan ayat tersebut.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 4522

Lainnya

Kirim Pertanyaan