Apabila Seseorang Mampu Berpuasa Tetapi Dilarang Oleh Gurunya

2 menit baca
Apabila Seseorang Mampu Berpuasa Tetapi Dilarang Oleh Gurunya
Apabila Seseorang Mampu Berpuasa Tetapi Dilarang Oleh Gurunya

Pertanyaan

Seseorang diperintahkan oleh gurunya untuk tidak berpuasa ketika dia mampu dan tidak mempunyai uzur syar`i. Dia mengira bahwa gurunya itu dapat menyelamatkannya dari azab Allah dan bisa menghapuskan dosa dari perbuatannya tersebut.

Apa pandangan agama mengenai hal ini? Apa hukum yang terkait dengan perbuatannya meninggalkan puasa? Berilah kami penjelasan. Semoga Allah memberikan pemahaman agama kepada Anda sekalian.

Jawaban

Tidak boleh menaati makhluk apapun dalam bermaksiat kepada Allah, baik itu seorang syekh atau lainnya. Dasarnya adalah sabda Nabi Muhammad Shallallahu `Alaihi wa Sallam,

لا طاعة لمخلوق في معصية الخالق

“Tidak ada kepatuhan kepada makhluk dalam hal bermaksiat kepada Sang Pencipta.” (HR. Ahmad dan Hakim)

Juga sabda Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam,

إنما الطاعة في المعروف

“Sesungguhnya kepatuhan itu hanya dalam hal kebajikan.” (Muttafaq `Alaih)

Puasa Ramadhan adalah salah satu rukun Islam. Seorang Muslim tidak boleh meninggalkannya tanpa ada uzur syar`i, seperti sakit atau dalam perjalanan dengan syarat meng-qadha. Ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari- hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Anda tidak boleh mengikuti salah satu syekh kecuali apabila dia paham Kitab Allah dan Sunah Rasul-Nya Shallallahu `Alaihi wa Sallam dan istiqamah dalam ketaatan kepada Allah. Adapun para syekh yang sesat dan rusak akalnya dari kalangan sufi dan kelompok lainnya, maka harus dihindari dan diwaspadai keburukannya.

Sebab, ketaatan mereka dalam menghalalkan yang Allah haramkan dan mengharamkan yang Allah halalkan termasuk dalam perbuatan menjadikan tuhan selain Allah. Allah Ta’ala telah berfirman berkenaan dengan kaum Yahudi dan Nasrani,

اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah.” (QS. At-Taubah: 31)

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 15617

Lainnya

Kirim Pertanyaan