Apakah Talak Bain Menggugurkan Hak Nafkah Dan Tempat Tinggal?

1 menit baca
Apakah Talak Bain Menggugurkan Hak Nafkah Dan Tempat Tinggal?
Apakah Talak Bain Menggugurkan Hak Nafkah Dan Tempat Tinggal?

Pertanyaan

Apakah benar bahwa jika seorang perempuan dicerai dengan talak bain, maka telah gugur haknya untuk mendapatkan nafkah dan tempat tinggal? (Pertanyaan ini) dilandaskan pada hadis Fatimah binti Qais radhiyallahu ‘anha setelah diceraikan oleh suaminya, al-Makhzumi.

Dia datang dan bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang keadaannya yang dicerai dengan talak bain. Rasulullah bersabda kepadanya, “Tidak ada hak nafkah bagimu.” Apakah tetap tidak ada nafkah, padahal di dalam talak itu terdapat unsur kesewenangan dan kezaliman?

Jawaban

Diriwayatkan di dalam Musnad al-Imam Ahmad dan dalam Shahih Muslim, dari Fatimah binti Qais, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang perempuan yang ditalak tiga kali. Beliau bersabda,

ليس لها سكنى ولا نفقة

“Dia tidak mendapat hak tempat tinggal dan nafkah.”

Dalam riwayat lain, Fatimah binti Qais berkata,

طلقني زوجي ثلاثًا فلم يجعل لي رسول الله -صلى الله عليه وسلم- سكنى ولا نفقة

“Suami saya telah menceraikan saya dengan tiga talak, maka Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam menetapkan bahwa tidak ada (hak) tempat tinggal atau nafkah untuk saya.” (HR. al-Jama’ah, kecuali Bukhari)

Adapun dalam riwayat Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i, dan Muslim, terdapat tambahan redaksi,

إلا أن تكوني حاملا

“Kecuali jika kamu dalam keadaan hamil.”

Dalil-dalil itu menunjukkan bahwa perempuan yang dicerai dengan talak bain tidak mendapat nafkah dan tempat tinggal. Namun jika perempuan tersebut hamil, maka dia berhak mendapatkan nafkah, sesuai dengan dalil di atas.

Karena anak di dalam kandungan itu adalah darah daging suami, maka dia wajib memberi nafkah kepada anaknya. Sedangkan, dia tidak mungkin memberi nafkah kepada anaknya di dalam kandungan, jika tidak melalui ibunya, meskipun dia telah diceraikan.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 20918

Lainnya

Kirim Pertanyaan