Datang Ke Saudi Melalui Jeddah Tanpa Niat Umrah, Namun Karena Di Jeddah Mengalami Penundaan Keberangkatan, Dia Ingin Menunaikan Umrah, Dari Mana Dia Berihram?

2 menit baca
Datang Ke Saudi Melalui Jeddah Tanpa Niat Umrah, Namun Karena Di Jeddah Mengalami Penundaan Keberangkatan, Dia Ingin Menunaikan Umrah, Dari Mana Dia Berihram?
Datang Ke Saudi Melalui Jeddah Tanpa Niat Umrah, Namun Karena Di Jeddah Mengalami Penundaan Keberangkatan, Dia Ingin Menunaikan Umrah, Dari Mana Dia Berihram?

Pertanyaan

Saya datang dari Yordania menggunakan pesawat menuju Jeddah dengan tujuan kota Bisyah, tanpa ada niatan untuk menunaikan umrah ataupun pergi ke Makkah. Akan tetapi pesawat yang saya tumpangi mengalami penundaan keberangkatan ke Bisyah, sehingga saya berada di Jeddah selama dua hari, dan pada saat itu saya pun berihram dari Jeddah dan pergi ke Makkah untuk menunaikan umrah; Apakah umrah saya ini sah?

Jawaban

Ihram yang Anda lakukan ini sah, karena niatan umrah Anda timbul di Jeddah dan sebelum itu Anda tidak berniat untuk melakukannya. Anda juga tidak wajib membayar dam. Dalil pijakan masalah ini adalah hadits Ibnu Abbas radhiyallahu `anhuma, dia berkata,

وقت رسول الله صلى الله عليه وسلم لأهل المدينة ذا الحليفة، ولأهل الشام الجحفة، ولأهل نجد قرن المنازل، ولأهل اليمن يلملم، قال: فهن لهن ولمن أتى عليهن من غير أهلهن لمن كان يريد الحج والعمرة، فمن كان دونهن فمهله من أهله وكذلك حتى أهل مكة يهلون منها

“Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam menetapkan Dzulhulaifah sebagai miqat bagi penduduk Madinah, Juhfah sebagai miqat bagi penduduk Syam, Qarnulmanazil sebagai miqat bagi penduduk Najd, dan Yalamlam sebagai miqat bagi penduduk Yaman. Beliau bersaba, “Miqat-miqat tersebut adalah untuk para penduduk kawasan-kawasan tersebut dan untuk orang yang bukan penduduknya yang mendatanginya karena ingin menunaikan haji dan umrah. Dan barang siapa berada di kawasan setelah miqat-miqat tersebut, maka ihramnya adalah dari tempatnya berada, hingga penduduk Makkah pun berihram dari Makkah.” (Muttafaq `Alaih)

Hanya saja keumuman makna yang ditunjukkan hadits ini bahwa orang yang ingin berihram untuk umrah, maka dia berihram dari Makkah, tidaklah dipahami secara zahir, karena terdapat hadits yang menunjukkan bahwa orang yang ingin berihram untuk umrah dan dia berada di Makkah maka dia berihram dari Tanah Halal.

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu `anha, dia berkata,

نزل رسول الله صلى الله عليه وسلم المحصب فدعا عبد الرحمن بن أبي بكر فقال: اخرج بأختك من الحرم فتهل بعمرة ثم لتطف بالبيت، فإني أنتظركما هنا، قالت: فخرجنا، فأهللت ثم طفت بالبيت وبالصفا والمروة، فجئنا رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو في منزله في جوف الليل فقال: هل فرغت؟ قلت: نعم، فأذن في أصحابه بالرحيل، فخرج فمر بالبيت فطاف به قبل صلاة الصبح ثم خرج إلى المدينة

” Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam berhenti di kawasan melempar jamrah (yaitu di kaki gunung menuju Al-Abthah yang terletak antara Makkah dan Mina), lalu beliau memanggil Abdurrahman bin Abu Bakar dan beliau bersabda kepadanya, “Keluarlah dari Tanah Haram bersama saudarimu, agar dia berihram untuk umrah kemudian thawaf di Baitullah. Aku akan menunggu kalian berdua di sini.” Aisyah berkata, “Lalu kami keluar dari Tanah Haram. Kemudian saya berihram, lalu thawaf di Baitullah dan sai antara Shafa dan Marwah. Kami baru kembali dan berjumpa Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam yang sedang di tempat persinggahannya ketika tengah malam. Beliau bertanya kepada saya, “Apakah engkau sudah selesai melakukannya?” Saya jawab, “Ya, sudah.” Lalu beliau mengumumkan kepada para sahabat beliau untuk bergerak. Beliau meninggalkan tempat tersebut. Beliau melewati Baitullah. Beliau melakukan thawaf sebelum shalat Subuh, kemudian meneruskan perjalanan menuju Madinah.” (Muttafaq `Alaih)

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 2873

Lainnya

Kirim Pertanyaan