Sifat Kehendak Allah

2 menit baca
Sifat Kehendak Allah
Sifat Kehendak Allah

Pertanyaan

(Allah) Ta’ala berfirman,

قُلْ لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا تَلَوْتُهُ عَلَيْكُمْ وَلاَ أَدْرَاكُمْ بِهِ

“Katakanlah: “Jikalau Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepadamu dan Allah tidak (pula) memberitahukannya kepadamu.” (QS. Yunus: 16)

Apakah kehendak Allah azali atau berubah sesuai zaman?

Apa pandangan Islam terkait mendalami ayat-ayat tentang kehendak Allah atau sekedar dipahami secara tersurat? Apakah firman Allah Ta’ala,

فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ

“Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” (QS. Al-Kahfi: 29)

Dipahami secara mutlak bahwa keimanan dan kekufuran dibolehkan dengan alasan manusia boleh memilih tidak hanya menerima?

Jawaban

Sifat kehendak Allah Ta’ala adalah sifat sebenarnya, jenisnya lama tetapi selalu baru. Kewajiban terhadap ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah Jalla wa ‘Ala seperti sifat kehendak atau lainnya adalah memahaminya sesuai dengan yang ada tanpa mendalami caranya, disertai keyakinan hakikatnya yang sesuai dengan Allah Ta’ala tidak mengingkari keberadaannya, tidak menyamakan dengan sifat-sifat makhluk-Nya, tidak mentakwilkan dan menyerupakannya dengan sifat-sifat makhluk-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syuura: 11)

Adapun firman Allah Ta’ala,

فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ

“Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” (QS. Al-Kahfi: 29)

Ayat ini bukan dimaksud memberikan kebebasan memilih tetapi bermakna ancaman, karena jalan keimanan dan petunjuk sudah jelas, juga jalan kekufuran sudah jelas, dan Allah Azza wa Jalla memberi sanksi terhadap orang yang sudah diberi jalan keimanan dan petunjuk yang jelas, tidak memalingkan dari jalan yang lurus, sebagaimana difirmankan oleh (Allah) Ta’ala,

سَأَصْرِفُ عَنْ آيَاتِيَ الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَإِنْ يَرَوْا كُلَّ آيَةٍ لاَ يُؤْمِنُوا بِهَا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الرُّشْدِ لاَ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ

“Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat (Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya.” (QS. Al-A’raaf: 146)

Karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ

“Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” (QS. Al-Kahfi: 29)

Sebagai ancaman,

إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا

“Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka.” (QS. Nama Surat: 123)

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : fatwa Nomor 17867

Lainnya

Kirim Pertanyaan