Hukum Berdoa kepada Selain Allah, Seperti Para Nabi dan Orang-orang Saleh, untuk Menjaga dari Keburukan yang Ditakuti

3 menit baca
Hukum Berdoa kepada Selain Allah, Seperti Para Nabi dan Orang-orang Saleh, untuk Menjaga dari Keburukan yang Ditakuti
Hukum Berdoa kepada Selain Allah, Seperti Para Nabi dan Orang-orang Saleh, untuk Menjaga dari Keburukan yang Ditakuti

Pertanyaan

Ada seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Rasulullah Shallallahu `alaihi wa Sallam. Namun, saat dia melihat sesuatu terjatuh dan tidak ingin hal itu menimbulkan bahaya baginya, maka dia berkata, "Wahai Rasulullah", atau, "Wahai Syekh Ahmad at-Tijani."

Apakah kata-kata ini dianggap syirik? Ataukah itu termasuk kata-kata yang tidak berpengaruh negatif sama sekali bagi pengucapnya, wajib dilafalkan oleh seorang muslim, dan tidak terhitung sebagai amalan orang musyrik, dan tidak membuat amal ibadahnya gugur? Kami mohon Anda memberi fatwa secara tertulis, disertai dengan dalil dari Alquran dan Sunah Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam.

Jawaban

Sesungguhnya hanya Allah Ta`ala Yang Maha Menjaga dan Maha Mengetahui. Orang yang tidak ingin tertimpa keburukan, atau takut dilanda bencana dalam kondisi apa pun, baik dirinya, salah satu dari orang dekatnya, atau para kerabatnya, maka dia harus berlindung kepada Allah yang menggenggam kekuasaan atas segala sesuatu. Allahlah yang mengetahui segala rahasia, bahkan yang lebih tersembunyi.

Oleh karena itu, dia harus menyampaikan kebutuhannya kepada Allah dan memohon kepada-Nya, dengan penuh ketundukan dan kesunyian. Tujuannya agar Allah melindungi dari keburukan saat jatuh, ketika tidur atau terjaga, dan dalam kondisi apa pun. Selain itu, agar Allah menyingkirkan keburukan dan semua kesulitan darinya. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah : 186)

dan

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

“Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf : 55)

Allah juga berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina” (QS. Al-Mu’min : 60)

Seseorang yang disesatkan oleh setan sehingga dia tidak berdoa kepada Allah melainkan kepada selain-Nya, seperti para nabi, orang-orang saleh, jin, dan setan untuk menjaganya dari keburukan yang dia khawatirkan akan menimpa dirinya, orang dekat, atau kerabat, maka dia telah menyekutukan Allah dengan tuhan lain yang dia harapkan kebaikannya, dia takuti keburukannya, dan menjadi tempat bergantung untuk mewujudkan keinginan dan kebutuhannya. Orang seperti ini tempat kembalinya adalah neraka jahanam, dan itulah tempat yang paling buruk. Padahal, semua makhluk yang dia mintakan permohonan itu tidak mampu menangkal keburukan, memenuhi kebutuhan, atau mewujudkan keinginan. Allah Ta’ala berfirman,

قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ لاَ يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلاَ فِي الأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ (22) وَلاَ تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

“Katakanlah: “Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya”.(22) “Dan syafaat tidak berguna di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu, sehingga apabila ketakutan telah dihilangkan dari hati mereka, mereka berkata: “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan kalian?” Mereka menjawab: “(Perkataan) yang benar”, dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Saba’ : 22-23)

dan

قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِهِ فَلا يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلاَ تَحْوِيلا

“Katakanlah: “Panggillah mereka yang kalian anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya dari kalian dan tidak pula memindahkannya” (QS. Al-Isra’ : 56)

Dalam ayat lain, Allah `Azza wa Jalla berfirman,

أَمْ مَنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلا مَا تَذَكَّرُونَ

“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingat (Nya)” (QS. An-Naml : 62)

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Juz 1 / Hal 166

Lainnya

Kirim Pertanyaan