Doa Saat Khutbah Jumat

1 menit baca
Doa Saat Khutbah Jumat
Doa Saat Khutbah Jumat

Pertanyaan

Khathib di masjid kami selalu menutup khutbah kedua dengan ucapan, “Astaghfirullaha li wa lakum wa kaafatil-muslimiin (Saya memohonkan ampunan kepada Allah untukku, Anda semua dan seluruh kaum Muslimin).

“Terkadang dia mengucapkan, “As’alullaha li wa lakum al-firdaus al-a`laa (Saya memohon kepada Allah untuk memasukkan saya dan Anda semua ke dalam surga Firdaus yang tertinggi).”

Ini adalah doa yang terbaik, karena Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda,

حولها ندندن

“Permohonan kami adalah di seputar itu (maksudnya, doa kami berkisar pada permohonan agar dimasukkan surga dan diselamatkan dari neraka).”

Akan tetapi, sebagian makmum berkata, “Ini adalah hari yang agung dan di dalamnya terdapat waktu mustajab untuk doa. Kami ingin doa yang diapanjatkan lebih panjang dan sesuai kondisi.

Misalnya, meminta hujan di saat kemarau, mendoakan kaum Muslimin agar mendapatkan kemenangan, mendoakan para pemimpin agar mengikuti kebenaran, mendoakan agar para musuh tercerai berai dan barisan mereka kacau balau, dan doa-doa lain yang sesuai kondisi.

Akan tetapi, khathib tersebut berkata, Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam tidak pernah berdoa dengan satu doa saja ketika khutbah, demikian juga dengan para Khulafaur Rasyidin dan para sahabat setelahnya.

Saya berjalan sesuai dengan manhaj mereka. Hal ini mengakibatkan sebagian makmum meninggalkan masjid di tempat kami dan pergi ke masjid yang lebih jauh. Alasan mereka, imam di masjid yang lebih jauh menutup khutbah dengan doa yang panjang dan banyak, lalu mereka mengamininya.

Mereka tidak punya alasan lain dalam meninggalkan masjid yang dekat dari rumah mereka tersebut, kecuali karena imam tidak berdoa sesuai dengan kondisi. Bagaimana agama menanggapi masalah ini? Apa nasehat Anda kepada kami? Dari kedua pendapat ini, mana yang benar?

Jawaban

Doa imam untuk kaum Muslimin di saat khutbah ada syariatnya. Sebab, dahulu Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam juga melakukannya. Akan tetapi, hendaknya imam tidak senantiasa berdoa dengan doa yang sama, namun sebaiknya bermacam-macam disesuaikan dengan kondisi.

Banyak dan sedikitnya disesuaikan dengan kebutuhan. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terkadang mengulangi doa beliau tiga kali, dan terkadang dua kali.

Dengan demikian, disunahkan bagi khathib untuk berusaha mengikuti apa yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu `Alahi wa Sallam dalam khutbah dan doa beliau.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 2819

Lainnya

  • Seorang wanita boleh melihat jenazah suaminya. Dia boleh juga memandikannya menurut pendapat ulama yang sahih mengenai hukum suami atau...
  • Seorang makmum harus diam untuk mendengarkan bacaan imam dan menyimak firman Allah yang didengarkannya, serta tidak disibukkan dengan hal-hal...
  • Yang sesuai syariat adalah seorang Muslim hendaknya segera mengerjakan shalat begitu datang waktunya, karena awal waktu shalat adalah waktu...
  • Sujud sahwi dianggap sama seperti shalat. Orang yang melakukannya harus bertakbir, baik ketika turun atau pun bangun dari sujud,...
  • Idul Adha adalah hari kesepuluh bulan Dzulhijjah. Hal itu telah menjadi konsensus kaum Muslimin. Di antara yang disyariatkan pada...
  • Benar, hendaknya ia menghentikan shalatnya dan membunuh ular atau kalajengking tersebut berdasarkan sabda Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam اقتلوا...

Kirim Pertanyaan