Doa-doa Yang Dipercaya Membantu Dalam Belajar |
Pertanyaan
Dengan ini saya kirimkan kepada Anda lembaran kertas yang diberikan salah seorang guru wanita kepada saya. Saya lihat bahwa lembaran ini beredar di kalangan para siswi saat masa ujian sekolah.
Lembaran ini berjudul “Doa belajar dan meraih kesuksesan dengan izin Allah”, memuat doa-doa dan wirid-wirid yang disusun oleh penulisnya dan diambil dari sebagian ayat-ayat Alquran atau hadis Nabi, namun dibuat ketentuan waktu untuk pembacaan doa-doa tersebut yang ini tidak ada dalil atau riwayatnya.
Saya kirimkan lembaran ini kepada Anda dengan harapan Anda akan mengingatkan atau menyadarkan orang-orang tentang kesalahan doa-doa yang diketengahkan dengan cara seperti itu. Semoga Allah menjadikan Anda sebagai penolong dan penyebar kebenaran, dan menjadikan Anda sebagai aset bagi Islam dan kaum muslim. Dalam lembaran tersebut tertera hal sebagai berikut:
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Doa untuk belajar dan meraih kesuksesan dengan izin Allah. Allah Ta`ala berfirman,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu `anhu berkata, “Saya tidak terlalu memikirkan masalah terkabul doa, namun saya lebih memikirkan bagaimana berdoa. Karena jika saya benar dalam berdoa, tentu doa sayapun dikabulkan.” Sebentar lagi kita akan melaksanakan ujian. Allah memberi petunjuk kepada saya untuk mengumpulkan doa-doa ini, agar dipanjatkan kepada Allah pada saat-saat sedang belajar, ujian, dan lupa.
Doa sebelum belajar: “Ya Allah, aku memohon kepadamu daya nalar para nabi, dan daya hafal para rasul dan malaikat yang dekat dengan Allah. Ya Allah, jadikanlah lidah kami agar selalu sibuk untuk berzikir kepada-Mu, agar hati kami selalu takut kepada-Mu, dan agar seluruh tubuh kami selalu taat kepada-Mu. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Cukuplah Allah yang menjadi Penolong bagi kami dan Dia adalah sebaik-baik Pelindung.”
Doa saat hendak ujian: “Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” Doa setelah belajar: “Ya Allah, aku titipkan kepada-Mu semua yang telah aku baca, aku hafalkan, dan aku pelajari. Maka kembalikan semuanya kepadaku saat aku membutuhkannya. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Saat mulai menjawab soal-soal ujian: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pembuka. Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah, wahai Zat yang Maha Penyayang di antara para penyayang.”
Ketika hendak berangkat ujian: “Ya Allah, sesungguhnya aku bertawakal kepada-Mu dan menyerahkan semua urusanku kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan mencari keselamatan kecuali kepada-Mu.”
Ketika mengalami kesulitan saat menjawab soal-soaal ujian: “Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang yang zalim. Wahai Zat yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan.
Ya Tuhanku, sesungguhnya diriku telah ditimpa bencana, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.” Ketika lupa: “Ya Allah, Zat yang mengumpulkan manusia pada hari yang tidak ada keraguan lagi di dalamnya, kumpulkanlah semua yang hilang dariku.”
Setelah selesai menjawab soal-soal ujian, hendaknya dia mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada hal ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk.”
Jawaban
Doa-doa yang disusun untuk belajar dan meraih kesuksesan, dan diklasifikasikan menurut kondisi siswa saat belajar merupakan doa bidah yang tidak ada dalil dari Alquran dan sunah Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam mengenai pengkhususannya untuk waktu-waktu tersebut.
Ayat-ayat Alquran, hadits Nabi, atau atsar yang disebutkan dalam doa tersebut sejatinya diturunkan karena sebab-sebab tertentu baik sebab khusus atau sebab umum untuk meminta kepada Allah, berdoa, bersimpuh, berlindung, dan bertawakal kepada-Nya dalam semua urusan yang dihadapi manusia.
Adapun pengkhususan doa sebagaimana disebutkan tadi itu tidak boleh, dan amalan doa ini dengan pengkhususan tadi wajib ditinggalkan, serta tidak boleh diyakini kebenarannya. Doa adalah ibadah kepada Allah, karena itu tidak sah kecuali sesuai tuntunan.
Setiap muslim dan muslimah hendaknya berdoa kepada Allah agar Dia memudahkan semua urusannya, menambah ilmu dan pengetahuan agamanya, mengilhamkan kebenaran, mengingatkan semua yang dia lupakan, mengajarkan semua hal yang tidak dia ketahui, memberikan taufik pada setiap kebaikan, dan memudahkan semua kesulitan, tanpa harus membuat doa-doa bidah yang harus dilakukan untuk setiap kondisi tertentu.
Hal itu akan lebih baik untuk agamanya, doanya akan lebih dekat untuk dikabulkan, dan Allah akan memberikan taufik kepadanya untuk melakukan setiap perbuatan baik. Sebab Allah telah berjanji akan mengabulkan doa, memberikan taufik, hidayah, dan petunjuk bagi orang yang berdoa kepada-Nya.
Syaratnya, mau memenuhi apa yang disyariatkan Allah, beriman kepada-Nya, dan istikamah dalam menjalankan agama-Nya sebagaimana diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya Shallalllahu `Alaihi wa Sallam. Allah Ta`ala berfirman,
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.