Bersetubuh Memutus Kesinambungan Puasa

1 menit baca
Bersetubuh Memutus Kesinambungan Puasa
Bersetubuh Memutus Kesinambungan Puasa

Pertanyaan

Terjadi perselisihan antara saya dan istri saya, sehingga saya mengharamkan untuk menggaulinya. Ada fatwa yang mengatakan bahwa hal tersebut adalah zihar, dan saya sudah berpuasa selama dua bulan penuh secara berturut-turut.

Hanya saja saya telah menggauli istri saya tanpa pembatas, yaitu di luar rahim tanpa memasukkan kemaluan. Hal itu terjadi lebih dari lima belas tahun lalu. Darinya saya memiliki anak-anak setelah itu, dan dia tinggal bersama saya di rumah. Apa yang harus saya lakukan?

Jawaban

Apa yang Anda lakukan itu telah memutus kesinambungan puasa kafarat zihar, berdasarkan sifat umum firman Allah Ta’ala,

فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ مِن قَبْلِ أَن يَتَمَآسَّا

“Maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur.” (QS. Al-Mujaadilah: 4)

Apa yang Anda lakukan termasuk jenis sentuhan yang terlarang, dan Anda harus bertobat kepada Allah, serta berpuasa dua bulan berturut-turut sebanyak enam puluh hari. Dan jangan mengulangi kembali perbuatan yang pernah Anda lakukan kepada istri Anda sampai Anda menyempurnakan puasa dua bulan.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 21307

Lainnya

  • Jika realitanya memang seperti yang diceritakan, maka dia boleh menjual barang pribadinya untuk membayar hutang. Dia tidak berdosa dalam...
  • Anak hasil perzinaan tidak menanggung dosa perbuatan zina yang dilakukan oleh ibunya dan orang yang berzina dengan ibunya karena...
  • Jika kenyataannya seperti yang telah Anda sebutkan, bahwa Anda telah berjanji kepada ibu Anda untuk menceraikan istri demi menenangkan...
  • Masa `iddah wanita itu ada enam macam, Pertama: Wanita hamil karena ditinggal mati atau ditalak maka `iddahnya yaitu melahirkan...
  • Pertama: Jika sang isteri tidak melaksanakan salat maka Anda harus menceraikannya karena dengan meninggalkan salat dia sudah dianggap murtad....
  • Tidak boleh melangsungkan akad nikah di gereja. Dan cukup dengan akad berdasarkan tata cara Islami, dan tidak boleh akad...

Kirim Pertanyaan