Cara Melakukan Haji Atas Nama Orang Lain

1 menit baca
Cara Melakukan Haji Atas Nama Orang Lain
Cara Melakukan Haji Atas Nama Orang Lain

Pertanyaan

Saya mempunyai kerabat yang sudah meninggal dunia dan belum pernah menunaikan ibadah haji selama hidupnya. Saya berkeinginan untuk menunaikan haji atas namanya. Bagaimana cara menghajikannya sedangkan dia sudah meninggal karena suatu penyakit mudah-mudahan Allah melindungi kami dan Anda semua darinya. Orang tersebut adalah salah satu jamaah saya. Niat saya menghajikannya adalah ikhlas karena Allah, tidak ada keinginan untuk mencari keuntungan atau apa pun.

Jawaban

Seorang muslim boleh menghajikan saudara sesama muslim, baik kerabat atau bukan, baik menerima imbalan harta dari haji yang dikerjakannya atau tidak. Cara menghajikan orang lain adalah dengan menanamkan niat atas nama orang yang dihajikan. Jika Anda mengucapkan talbiyah dengan kalimat “labbaikallahumma `an fulan” (aku penuhi panggilan-Mu atas nama fulan), maka hal ini tidak apa-apa.

Lalu Anda menjalankan manasik haji dengan niat untuk orang yang Anda hajikan. Akan tetapi, orang yang akan menghajikan harus sudah menunaikan ibadah haji untuk dirinya sendiri. Sebab,

النبي صلى الله عليه وسلم سمع رجلاً يلبي ويقول: لبيك عن شبرمة ، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: ومن شبرمة ؟ قال: أخ لي أو قريب لي، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: ” أحججت عن نفسك؟ ” قال: لا، فقال: حج عن نفسك ثم حج عن شبرمة

” Nabi Shallallahu `Alihi wa Sallam mendengar orang yang sedang bertalbiyah dan berucap, “Labbaik `an Syubrumah.” Lalu Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam bertanya, “Siapa Syubrumah?” Dia menjawab, “Saudara atau kerabat saya.” Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam bertanya, “Apakah kamu telah menunaikan haji untuk dirimu sendiri.” Dia menjawab, “Belum.” Beliau Berkata, “Tunaikanlah haji untuk dirimu dulu, barulah untuk Syubrumah”.”

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah, yang dipandang shahih oleh Ibnu Hibban.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 15530

Lainnya

Kirim Pertanyaan