Mengubah Nama Dari Abdur Rasul Menjadi Abdu Rabbirrasul

1 menit baca
Mengubah Nama Dari Abdur Rasul Menjadi Abdu Rabbirrasul
Mengubah Nama Dari Abdur Rasul Menjadi Abdu Rabbirrasul

Pertanyaan

Di sela-sela pelatihan saya di salah satu pesantren Pakistan, saya menemukan bahwa nama salah seorang murid bernama Abdur Rasul (hamba Rasul), dan saya membacanya dengan Abdu Rabbirrasul (hamba Tuhan rasul). Salah seorang dari mereka berkata, “Apakah nama ini tidak boleh?” Aku pun menerangkan kepadanya bahwa nama itu mengandung kesyirikan, dan ibadah itu hanya kepada Allah saja. Lalu dia menyebutkan firman Allah untukku,

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat” (QS. Az-Zumar : 53)

Dia mengatakan, “Sesungguhnya Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk berkata, ‘Hai hamba-hamba-Ku’.” Bagaimana jawabannya menurut Anda?

Jawaban

Pertama, apa yang Anda lakukan dengan mengganti nama murid itu dari Abdur Rasul menjadi Abdu Rabbirrasul itu hukumnya wajib, dan sesuai dengan tuntutan syariat Islam untuk menjaga tauhid, mengarahkan manusia kepada tujuan penciptaannya untuk beribadah hanya kepada Allah, dan bahwa mereka semua merupakan hamba Allah semata. Allah Ta`ala berfirman,

إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ إِلا آتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا

” Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba” (QS. Maryam : 93)

Ulama sepakat untuk mengharamkan setiap nama yang mengandung makna penghambaan kepada selain Allah. Kami lampirkan untuk Anda fotokopi buku Fathul Majid sebagai rujukan masalah ini dalam “Bab Firman Allah Ta`ala,

فَلَمَّا آتَاهُمَا صَالِحًا

“Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna” (QS. Al-A’raaf : 190)\

Dan Bab Firman Allah Ta`ala,

فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا

“Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah” (QS. Al-Baqarah : 22)

Kedua, adapun terkait ayat yang disebutkan dalam pertanyaan, jawabannya menurut mayoritas ulama tafsir bahwa maksudnya adalah Allah memerintah Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam untuk menyampaikan kepada manusia firman Allah Azza Wa Jalla,

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” (QS. Az-Zumar : 53)

Demikian pula ayat-ayat yang serupa dengannya.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 2318

Lainnya

Kirim Pertanyaan