Mazhab Hulul (Inkarnasi Tuhan Dalam Makhluk)

4 menit baca
Mazhab Hulul (Inkarnasi Tuhan Dalam Makhluk)
Mazhab Hulul (Inkarnasi Tuhan Dalam Makhluk)

Pertanyaan

Segala puji hanyalah bagi Allah saja. Selawat dan salam semoga dilimpahkam kepada Nabi Muhammad yang tidak ada nabi setelahnya. Wa ba’du.

Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa telah mengkaji terjemahan pertanyaan dan jawabannya yang beredar pada Majalah Bulanan Madinah yang terbit dari Dhaka dalam bahasa Bengali edisi kelima tahun (35) bulan Agustus1999 M, Rabiul Akhir 1420 H.

Teks pertanyaan berasal dari salah satu imigran Bangladesh di Kerajaan Arab Saudi tersebut berbunyi, “Kami meyakini bahwa Allah ada di setiap tempat, namun keberadaan-Nya itu tidak bisa digambarkan.

Akan tetapi di Arab Saudi sini di salah satu kantor kerjasama, seorang penerjemah bahasa Banglades menyampaikan ceramah, dia berkata bahwa Allah tidak berada di setiap tempat, dan dia mempunyai tangan, mata, dll. Barangsiapa tidak mengimani hal ini maka dia tidak beriman”.

Pertanyaan saya: Bagaimana pandangan Anda terhadap perkataan ini? Mohon kiranya Anda menjelaskan hal tersebut disertai dalil-dalil dari al-Quran dan as-Sunnah.

Jawaban

Lalu ada yang menjawab, “Barangsiapa berkata dengan perkataan ini, bisa jadi dia adalah orang yang sangat bodoh, dan bisa jadi orang gila”. Tidak menutup kemungkinan bahwa dia adalah kaki tangan golongan sesat. Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak bisa digambarkan, Dia ada di segala sesuatu dan di setiap tempat, dan kekuasaan-Nya Maha meliputi segala-segalanya.

Allah Ta’ala disebutkan dengan sifat-sifat ini di berbagai ayat-ayat al-Quran dan hadis-hadis Nabi yang sangat banyak. Jangan dengar perkataan keliru seperti ini supaya iman Anda tidak rusak. Jawaban selesai.

Jawaban ini adalah jawaban batil yang bertentangan dengan al-Quran, as-Sunnah, dan ijmak ulama Ahlussunah wal Jamaah baik ulama generasi awal maupun belakangan, begitu juga bertentangan dengan akidah yang benar, karena jawaban tersebut mengandung mazhab hulul (inkarnasi) yang berpendirian bahwa Allah berada di setiap tempat bahkan di tempat-tempat kotor.

Maha Suci Allah dari anggapan demikian. Dan jawaban tersebut juga mengandung pengingkaran terhadap sifat-sifat Allah, padahal Allah dan Rasulullah telah menjelaskan tentang diri-Nya bahwa dia tinggi di atas makhluk-Nya, bersemayam di Arsy-Nya, dan Dia berbeda dari makhluk-Nya.

Dia bukan diciptakan dari Zat-Nya dan pada zat-Nya bukan pula sesuatu yang berasal dari makhluk. Dia Ta’ala digambarkan mempunyai tangan, kaki, telapak kaki, dan betis. Dia juga mempunyai wajah, dua tangan, dua mata, dan sifat-sifat zat dan perbuatan lain yang sempurna.

Hal itu disebutkan di dalam al-Quran dan as-Sunnah, Allah Ta’ala berfirman,d

وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Baqarah: 255)

Allah Ta’ala juga berfirman,

أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ (16) أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا

“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?(16) Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu.” (QS. Al-Mulk: 16-17)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ألا تأمنوني وأنا أمين من في السماء

“Apakah kalian tidak percaya kepadaku, padahal aku adalah kepercayaan Zat yang ada di langit (Allah).”

Allah Ta’ala juga berfirman,

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

“(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy.” (QS. Thaahaa: 5)

Terdapat di tujuh tempat di dalam al-Quran. Allah Ta’ala juga berfirman,

وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ

“Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahmaan: 27)

Allah Ta’ala juga berfirman,

كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلا وَجْهَهُ

“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Wajah-Nya (Allah).” (QS. Al-Qashash: 88)

Allah Ta’ala juga berfirman kepada Iblis,

مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ

“Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku.” (QS. Shaad: 75)

Allah Ta’ala juga berfirman,

بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ

“(Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka.” (QS. Al-Maaidah: 64)

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا تزال جهنم يلقى فيها وهي تقول: هل من مزيد حتى يضع رب العزة فيها رجله

“Ke dalam Jahanam itu penghuninya terus dicampakkan, tetapi Jahanam itu selalu bertanya, “Apakah masih ada tambahan ya Allah?” Dan terus-menerus tidak pernah penuh sampai Allah meletakkan kaki-Nya.”

Dan dalam riwayat lain disebutkan,

قدمه فينزوي بعضها إلى بعض وتقول: قطٍ قطٍ

“Kaki-Nya, maka sebagiannya merapat kepada sebagian yang lainya, lalu ia (Neraka) berkata, “cukup… cukup …!”

Allah berfirman kepada Kalimullah Nabi Musa ‘alaihis salam,

وَلِتُصْنَعَ عَلَى عَيْنِي

“Dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku.” (QS. Thaahaa: 39)

Allah Ta’ala juga berfirman,

تَجْرِي بِأَعْيُنِنَا

“Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami.” (QS. Al-Qamar: 14)

Dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إن ربكم ليس بأعور

“Ketahuilah bahwa Rabb kalian tidak buta sebelah.”

Allah Ta’ala juga berfirman,

يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلا يَسْتَطِيعُونَ

“Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa.” (QS. Al-Qalam: 42)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa Allah Ta’ala menyingkap betis-Nya pada hari kiamat. Apabila orang-orang beriman melihat Allah Ta’ala, mereka bersujud mengagungkan-Nya. Dan ketika itu orang-orang munafik pun juga ingin bersujud tetapi mereka tidak kuasa. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رأيت ربي عز وجل في أحسن صورة

“(Rasulullah bersabda), “Aku pernah bermimpi melihat Tuhanku dalam bentuknya yang sangat elok.”

Beliau bersabda,

إن الله خلق آدم على صورة الرحمن

“Sesungguhnya Allah menciptakan Nabi Adam dalam bentuk (sifat) Yang Maha Pengasih.”

Dan teks lainnya yang menjelaskan sifat-sifat Allah yang terdapat di dalam al-Quran dan as-Sunnah. Mazhab Ahlussunnah wal Jamaah dalam hal ini adalah mengimani dan mengakui sifat-sifat Allah tersebut tanpa menyerupakan dan mengingkarinya. Ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala,

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syuura: 14)

Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa di Kerajaan Arab Saudi menilai setelah jelasnya uraian di atas, bahwa Pemimpin Redaksi Majalah Bulanan Madinah yang terbit dari Dhaka di Bangladesh Syaikh Muhyiddin Khan wajib mempublikasikan fatwa ini, dan meminta orang yang memberikan jawaban atas permasalahan ini agar menarik kembali jawabannya, serta mengumumkan penarikan jawabannya tersebut pada majalah yang sama.

Kembali kepada kebenaran adalah sebuah kemuliaan, dan kebenaran itu adalah barang temuan orang yang beriman. Di samping sikap itu juga dapat mengantarkan umat manusia kepada kebenaran dan memalingkan mereka dari kebatilan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من دعا إلى هدى كان له من الأجر مثل أجور من تبعه إلى يوم القيامة، لا ينقص ذلك من أجورهم شيئًا، ومن دعا إلى ضلالة كان عليه من الإثم مثل آثام من تبعه إلى يوم القيامة، لا ينقص ذلك من آثامهم شيئًا

“Barangsiapa mengajak kepada petunjuk (kebajikan), maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya hingga hari kiamat. Hal itu tidak mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya hingga hari kiamat. Hal itu tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.”

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 21120

Lainnya

Kirim Pertanyaan