Klaim Seorang Syaikh Tarekat Bahwa Orang Yang Mengeluarkannya Dari Majelisnya Akan Mati Seperti Anjing Tanpa Iman |
Pertanyaan
Pertama: Berdasarkan penyelidikannya, Syaikh mengeluarkan beberapa orang yang telah bergabung dari majelisnya karena mereka munafik dan terbuang. Dia juga merendahkan dan menghina mereka. Suatu saat dia mengatakan bahwa Ulama Fiqih yang juga Mufti (tanpa menyebut namanya) menetapkan, ” Orang yang saya keluarkan dari majelis saya akan mati tanpa iman seperti anjing.”
Meskipun demikian, berdasarkan penyelidikannya, dia telah menuduh ulama besar tersebut sebagai seorang tukang sihir dan dia mengirimkan sekelompok orang yang dipimpin oleh khalifahnya untuk berperang dengan ulama tersebut. Dia juga mengatakan bahwa hati ulama tersebut hitam. Suatu saat dia juga menisbatkan perkataannya itu kepada Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi sekarang dia mengingkari perkataannya tersebut dan juga penyelidikannya.
Kedua: Syaikh berkata kepada khalifahnya, “Berdasarkan penyelidikan saya, khalifah ini telah sampai pada tingkat (gelar) Gauts, tingkatan tunggal dalam umat ini atau Qutub. Dia diterima di sisi Allah ta`ala. Tetapi sekarang dia mengatakan bahwa khalifah tersebut munafik, hatinya hitam dan terusir, karena dia bertentangan dengan Syaikh dan mengingkari perkataannya yang salah.
Ketiga: Syaikh sering mengancam para pengikutnya bahwa dia akan mengambil amalan, kebaikan, jabatan, harta dan cahaya hati mereka. Dia mengatakan, “Orang yang meninggalkan saya akan terusir dan mati seperti matinya anjing”, sehingga semua muridnya ketakutan dengan ancaman tersebut.
Kami para pengikut Syaikh tersebut memohon dari para ulama yang mulia untuk menjelaskan kepada kami berdasarkan tinjauan syariah tentang hakekat beberapa perkara yang bertentangan dengan al-Quran dan as-Sunnah yang suci yang dikatakan oleh Syaikh agar kami bisa mengambil jalan yang hak dan benar. Semoga Allah memberi taufik setiap kebaikan.
Jawaban
Pertama: Klaim Syaikh bahwa berdasarkan penyelidikannya dia mengeluarkan para pengikutnya dan mereka menjadi orang-orang munafik, klaimnya bahwa ulama besar tersebut menjadi tukang sihir, dan klaim bahwa khalifahnya telah menjadi munafik, terusir dan hatinya hitam- semua hal itu adalah suatu dusta, penerkaan, dan menuruti hawa nafsu dalam rangka mendekatkan orang yang dia kehendaki dan menjauhkan orang yang tidak dia kehendaki.
Kedua: Perkataan Syaikh bahwa khalifahnya telah mendapat tingkat Gauts dan tingkat tunggal, hal ini adalah bid`ah dan berlebih-lebihan dalam memuliakan seseorang yang akan mengantarkan kepada syirik besar, karena orang awam apabila dikatakan kepada mereka bahwa fulan adalah Gauts (pemberi pertolongan) dalam kesusahan dan penderitaan maka mereka akan meyakini hal itu ada dalam dirinya.
Kemudian mereka meminta pertolongan kepadanya, mempersembahkan kurban, dan melakukan nazar berupa sembelihan dan yang lainnya. Itu adalah bentuk kesyirikan yang besar yang mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Memohon pertolongan dalam perkara-perkara yang non-materi seperti mengusir penyakit, kefakiran, meminta rezeki dan anak adalah otoritas khusus Allah yang tidak bisa diminta kepada selain-Nya.
Ketiga: Ancaman Syaikh yang sering diarahkan kepada pengikutnya bahwa dia akan mengambil usaha, kebaikan, jabatan, harta, dan cahaya hati mereka- hal itu adalah suatu dusta, kekufuran dan perkataan yang batil, karena yang memiliki otoritas dan hak prerogatif dalam menciptakan dan mengatur hanyalah Allah Jalla wa `Ala. (Allah) Ta’ala berfirman,
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi.” (QS. Asy-Syuura: 49)
Dan Dia berfirman,
“Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.” (QS. Al-A’raaf: 54)
Semua makhluk berada di bawah kekuasaan dan kehendak Allah dalam hal pengaturan, kekuasaan, menghidupkan dan mematikan. Adapun hamba tidaklah memiliki bahaya ataupun manfaat. (Allah) Ta’ala berfirman,
“Teks terjemahan nya” (QS. Yunus: 107)
Syaikh tersebut hanyalah seorang penipu, pendusta dan tertipu oleh pandangan manusia. Kami memohon kepada Allah untuk kami, Anda, dan untuk Syaikh agar diberikan hidayah, taufik dan ketegaran di atas jalan yang lurus dan agar Allah menghindarkan kita dari kesesatan fitnah, sesungguhnya Dia adalah tempat meminta yang paling baik.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.