Bacaan Dalam Shalat Jumat

3 menit baca
Bacaan Dalam Shalat Jumat
Bacaan Dalam Shalat Jumat

Pertanyaan

Mufti Kerajaan yang terhormat, saya ditugaskan sebagai khatib di sebuah masjid jamik Moutsamod dan saya salah satu dari tiga khatib yang bertugas secara bergiliran tahun ini. Jadwal saya di bulan Muharram, Jumadal Ula, dan Ramadhan, yang dimulai pada bulan Muharram tahun 1416 H. Jadi, saya adalah khatib yang baru dibandingkan dengan kawan-kawan saya yang lebih dari sepuluh tahun mendahului saya.

Semenjak saya naik mimbar, beberapa ulama menyerang saya, yang mungkin disebabkan oleh rasa dengki atau karena pengetahuan yang dangkal. Hal ini mendorong saya untuk berkonsultasi dengan ulama seperti Anda. Para ulama tersebut menuduh saya telah keluar dari sunah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam – al ‘Iyaadzubillah.

Penyebabnya, menurut mereka, karena saya memimpin shalat Jumat, tanpa membaca surah Al-A’la dan surah Al-Ghasyiyah. Saya hanya membaca tiga ayat terakhir dari surah Al-Jumuah dan juga surah al-Munafiqun. Sementara itu, mereka ingin saya membaca seluruh ayat dari kedua surah tersebut atau sama sekali tidak membacanya. Begitu juga dengan surah Al-A’la dan Al-Ghasyiyah.

Saya pribadi sebenarnya membaca di rakaat pertama ayat-ayat yang berkenaan dengan isi khotbah kemudian di rakaat kedua saya membaca beberapa ayat dari surah Al-Jumuah, Al-Munafiqun atau Al-A’la. Terkadang saya membaca selain ayat-ayat yang saya sebutkan sebelumnya. Jadi, atas dasar ini, saya meminta Anda menjelaskan yang benar dalam masalah ini?

Jawaban

Yang sesuai sunah adalah seorang imam shalat Jumat membaca di rakaat pertama surah Al-Jumuah setelah membaca surah Al-Fatihah sedangkan di rakaat kedua membaca surah Al-Munafiqun atau membaca surah Al-A’la di rakaat pertama dan membaca surah Al-Ghasyiyah di rakaat kedua atau membaca surah Al-Jumuah di rakaat pertama dan surah Al-Ghasyiyah di rakaat kedua.

Hal ini karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membaca surat-surat ini ketika melaksanakan shalat Jumat, berdasarkan hadis riwayat Imam Muslim dalam kitab Shahihnya, yang diterima dari Ibnu Abi Rafi’ yang mengatakan:

استخلف مروان أبا هريرة على المدينة وخرج إلى مكة فصلى لنا أبو هريرة الجمعة فقرأ بعد سورة الجمعة في الركعة الآخرة: إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قال: فأدركت أبا هريرة حين انصرف فقلت له: إنك قرأت بسورتين كان علي بن أبي طالب يقرأ بهما بالكوفة ، فقال أبو هريرة : إني سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقرأ بهما يوم الجمعة

“Marwan mengangkat Abu Hurairah sebagai penggantinya di Madinah lalu Marwan berangkat menuju Mekah. Kemudian Abu Hurairah memimpin shalat Jumat. Sesudah membaca surah Al-Jumaah, ia membaca di rakaat terakhir surah yang berbunyi: Apabila orang-orang munafik datang kepadamu. Ibnu Abi Rafi’ berkata: Saya menemui Abu Hurairah setelah shalat lalu saya berkata kepadanya: Tadi kamu membaca dua buah surah yang dulu pernah dibaca oleh Ali bin Abi Thalib di Kufah. Lantas Abu Hurairah menjawab: Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membaca kedua surah tersebut pada hari Jumat”. (Dalam kitab Shahih Muslim, berikut syarah Nawawi, di halaman 6/ 166).

Di dalam riwayat Muslim (halaman 6/167), yang diterima dari an-Nu`man bin Bashir, ia menyebutkan bahwa:

كان النبي صلى الله عليه وسلم يقرأ في العيدين وفي الجمعة بـ: سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى و هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ

“Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa membaca di dalam shalat dua hari raya dan shalat Jumat surah yang berbunyi: Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi dan surah yang berbunyi: Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?”

Masih di dalam riwayat Muslim, ada hadits senada yang diterima dari Dhamrah bin Said lalu dari Ubaidullah bin Abdullah yang mengatakan:

كتب الضحاك بن قيس إلى النعمان بن بشير يسأله أي شيء قرأ رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم الجمعة سوى سورة الجمعة فقال: كان يقرأ هل أتاك

“Al-Dhahhak bin Qais menulis surat kepada an-Nu`man bin Bashir untuk menanyaan bacaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika shalat Jumat selain surah Al-Jumuah. Lalu Nu’man bin Basyir menjawab: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga pernah membaca surah Al-Ghasyiyah”. (Dalam kitab Shahih Muslim, berikut dengan syarh Imam Nawawi, di halaman 6/ 167).

Berdasarkan keterangan ini, maka sikap Anda yang hanya membaca tiga ayat atau separuh dari surah-surah yang Anda sebutkan memang tidak sesuai dengan sunah dan kebiasaan para sahabat radhiyallahu ‘anhum dan kebiasaan para Salaf yang saleh.

Oleh karena itu, Anda disunahkan mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya dalam membaca surah-surah yang telah disebutkan, yaitu dengan membaca seluruh ayat dari surah-surah tersebut.

Di samping itu, Anda sepatutnya menerima kebenaran dari orang yang mengajak Anda menuju kebenaran tersebut dan menjadi contoh yang baik bagi para makmum, terlebih lagi sebagai seorang khatib, serta mengharapkan pahala dan ganjaran Allah dalam membaca surah-surah tersebut dalam rangka mengikuti sunah dan mencontoh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum.

Selain itu, Anda juga harus bersikap sabar terhadap omongan orang tentang Anda karena hal itu tidak akan membahayakan Anda selama Anda bertakwa kepada Allah ketika bekerja, berniat ikhlas, dan mengikuti Al-Qur’an dan sunah Nabi-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 19302

Lainnya

Kirim Pertanyaan