Membunuh Muslim, Kafir Zimmi, Atau Kafir Musta’man Karena Tidak Sengaja

1 menit baca
Membunuh Muslim, Kafir Zimmi, Atau Kafir Musta’man Karena Tidak Sengaja
Membunuh Muslim, Kafir Zimmi, Atau Kafir Musta’man Karena Tidak Sengaja

Pertanyaan

Saat saya mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, tiba-tiba di depan saya muncul seorang laki-laki. Dia tidak memperhatikan mobil saya, sehingga saya pun menabraknya. Setengah hari setelah tabrakan itu dia meninggal dunia. Saya sudah memberi ganti rugi dan membayar diat kepada keluarganya. Saya pun bertanya kepada beberapa ulama tentang puasa kafarat. Sebagian ulama mengatakan bahwa kafarat tidak wajib, dan sebagian lagi mengatakan wajib. Mohon beri saya jawaban yang pasti.

Jawaban

Orang yang membunuh muslim, kafir zimmi, atau kafir musta`man (kafir yang masuk negara Islam dengan jaminan keamanan) karena tidak sengaja diwajibkan membayar diat dan kafarat, yaitu dengan memerdekakan budak beriman. dan jika tidak ada, maka harus berpuasa dua bulan berturut-turut. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ أَنْ يَقْتُلَ مُؤْمِنًا إِلا خَطَأً وَمَنْ قَتَلَ مُؤْمِنًا خَطَأً فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ وَدِيَةٌ مُسَلَّمَةٌ إِلَى أَهْلِهِ إِلا أَنْ يَصَّدَّقُوا

“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mu’min (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah.” (QS. An-Nisaa’: 92)

Sampai dengan firman Allah Ta’ala,

فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ تَوْبَةً مِنَ اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Barangsiapa yang tidak memperolehnya , maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara taubat kepada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisaa’: 92)

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 8354

Lainnya

Kirim Pertanyaan