Menguburkan, Mendoakan, Dan Memintakan Mayit Ampunan Dan Keteguhan Kepada Allah

1 menit baca
Menguburkan, Mendoakan, Dan Memintakan Mayit Ampunan Dan Keteguhan Kepada Allah
Menguburkan, Mendoakan, Dan Memintakan Mayit Ampunan Dan Keteguhan Kepada Allah

Pertanyaan

Paman saya meninggal. Setelah kami menguburnya, seseorang berdiri memberikan sambutan dan berdoa untuk mayit. Orang tersebut berkata:

“Saya meminta salah satu kerabat almarhum untuk duduk di bagian kepala almarhum dan memanggil namanya sambil berkata, ‘Fulan bin Fulan, ingatlah bahwa kamu meninggalkan dunia ini dengan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah (la ilaha illallah)!’ Sesungguhnya mayit dapat mendengar orang yang mengucapkannya.”

Apa pendapat Anda? Apakah perbuatan itu diperbolehkan? Apa perbuatan yang sebaiknya dilakukan setelah menguburkan mayit, misalnya membaca Al-Qur’an, berdoa maupun lainnya? Semoga Allah memberi Anda balasan terbaik.

Jawaban

Berdasarkan sunah Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam, setelah penguburan mayit dianjurkan untuk mendoakannya dan memintakan ampun dan keteguhan kepada Allah untuknya. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Utsman bin Affan radhiyallahu `anhu,

أنه عليه الصلاة والسلام كان إذا فرغ من دفن الميت وقف عليه وقال: استغفروا لأخيكم واسألوا له التثبيت فإنه الآن يسأل

“Bahwa ketika selesai menguburkan jenazah, Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam berdiri di sisi kubur dan bersabda, “Mohonlah ampunan untuk saudara kalian dan mintalah keteguhan untuknya karena sesungguhnya sekarang dia sedang ditanya”.

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab Sunan-nya dan oleh Hakim, yang memandangnya sebagai hadis sahih. Talqin (menuntun jenazah untuk membaca) “la ilaha illallah” yang ditanyakan tersebut tidak memiliki dasar sama sekali, baik dari Al-Qur’an maupun sunah Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam.

Bahkan, itu merupakan perbuatan bidah. Ibnu Al-Qayyim rahimahullah berkata, “Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam tidak pernah membaca Al-Qur’an atau menalkinkan jenazah di kuburan. Hadits tentang talqin tidak sahih.”

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 19084

Lainnya

Kirim Pertanyaan