Doa Safar Yang Diputar Di Pesawat

1 menit baca
Doa Safar Yang Diputar Di Pesawat
Doa Safar Yang Diputar Di Pesawat

Pertanyaan

Segala puji hanya bagi Allah semata, dan semoga salawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi Muhammad yang tidak ada nabi setelahnya. Wabakdu;

Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa telah membaca permohonan fatwa yang ditujukan kepada Yang Mulia Mufti Agung, dari pemohon fatwa: Jamal Jamil Manshuri, Direktur Departemen Prosedur Pelayanan Udara di Penerbangan Arab Saudi (Saudi Arabian Airlines), yang dilimpahkan kepada Komite dari Sekretariat Jendral Dewan Ulama Senior, dengan nomor: 3065, tanggal: 10/6/1417 H. Pemohon fatwa mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

Saya hendak menyampaikan kepada Anda yang mulia tentang doa yang diputar dalam penerbangan-penerbangan pesawat Saudi sekarang ini adalah sebagai berikut:

Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, sekarang Anda akan menyimak doa safar (bepergian):

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kebaikan dan ketakwaan dalam perjalanan ini, serta perbuatan yang Engkau ridai.

Ya Allah, ringankanlah perjalanan kami ini, dan dekatkanlah jaraknya bagi kami. Ya Allah, Engkau adalah teman dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kepayahan perjalanan, kedukaan pemandangan, dan keburukan perubahan nasib yang menimpa harta dan keluarga.”

Saya meminta perkenan Anda yang mulia untuk mengusulkan agar pengumuman tersebut diganti menjadi sebagai berikut:
Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, sekarang kita simak doa safar yang termasuk doa yang pernah dibaca Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam saat beliau hendak bepergian,

الله أكبر الله أكبر الله أكبر، سبحان الذي سخر لنا هذا وما كنا له مقرنين، وإنا إلى ربنا لمنقلبون، اللهم إنا نسألك في سفرنا هذا البر والتقوى، ومن العمل ما ترضى، اللهم هون علينا سفرنا هذا، واطو عنا بعده، اللهم أنت الصاحب في السفر، والخليفة في الأهل، اللهم إنا نعوذ بك من وعثاء السفر، وكآبة المنظر، وسوء المنقلب في المال والأهل

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kebaikan dan ketakwaan dalam perjalanan ini, serta perbuatan yang Engkau ridai. Ya Allah, ringankanlah perjalanan kami ini, dan dekatkanlah jaraknya bagi kami. Ya Allah, Engkau adalah teman dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kepayahan perjalanan, kedukaan pemandangan, dan keburukan perubahan nasib yang menimpa harta dan keluarga.”

Ketika kembali dari safar, Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam membaca doa tersebut dan menambahkan dengan doa,

آيبون تائبون عابدون لربنا حامدون، اللهم بك نصول وبك نجول وبك نسير

“Kami kembali menghadap, bertaubat, beribadah kepada Tuhan kami serta memuji-Nya. Ya Allah dengan pertolongan-Mu kami bergerak, menjelajahi dan mengadakan perjalanan.”

Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat, dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.

Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. Dan semoga Allah melimpahkan salawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad, atas keluaganya dan para sahabatnya.” Tentu saja kalimat “Dan semoga Allah melimpahkan salawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad, atas keluarganya dan para sahabatnya,” tidak termasuk redaksi hadis.

Hanya saja doa tanpa salawat dan salam ini terasa tidak lengkap. Selain itu, bagi penyiar doa, kalimat tersebut bertindak sebagai penutup pengumuman. Jadi, apakah Anda yang mulia lebih memilih redaksi yang diputar sekarang atau redaksi yang saya usulkan?

Dan jika Anda yang mulia memiliki redaksi lain yang menurut Anda lebih tepat, maka kami berharap Anda bersedia menjelaskan kepada kami agar kami dapat memutarnya di pesawat. Semoga Allah memberkahi hidup Anda, dan semoga Allah membalas Anda dengan sebaik-baiknya.

Jawaban

Setelah mengkaji masalah yang dimintakan fatwa, Komite menjawab bahwa doa yang telah disebutkan dalam pertanyaan dan sekarang diputar dalam pesawat saat hendak terbang, dengan redaksi seperti yang disebutkan, adalah doa yang baik, disyariatkan dan diriwayatkan dari Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam. Namun, akan lebih baik jika redaksi, “Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya” diganti dengan redaksi “Saudara-saudara dan Saudari-saudari”. Untuk pembukaan yang Anda usulkan juga tidak perlu disertakan.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Salah satu lajnah ilmiah terkemuka di era sekarang ini, terdiri dari elit ulama senior di Arab Saudi, memiliki kredibilitas tinggi di bidang ilmiah dan keislaman.

Rujukan : Fatwa Nomor 18935

Lainnya

Kirim Pertanyaan